BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pengendalian (pengawasan)
berhubungan erat dengan manajemen operasi. Adanya manajemen operasi sebagai
pengawas atau pengendali dalam sistem manajemen. Pengendalian itu sendiri
merupakan “proses
pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai
dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana” (Earl P. Strong).
Dalam sistem manajemen pengendalian itu berperan aktif agar
tercipta manajemen yang efisien yang dioperasikan oleh seorang manajemen.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa
pengertian pengendalian (pengawasan)?
1.2.2
Apa
saja asas-asas pengendalian?
1.2.3
Apa
jenis-jenis pengendalian?
1.2.4
Bagaimana
proses-proses pengendalian?
1.2.5
Apa
itu pengawasan melekat?
1.2.6
Apa
pengertian panajemen operasi?
1.2.7
Apa
saja dasar-dasar pengontrolan?
1.2.8
Apa
pentingnya pengontrolan?
1.2.9
Bagaimana
peran manajemen operasi?
1.2.10
Bagaimana
manajemen rantai nilai?
1.2.11
Apakah
peran teknologi dalam manajemen operasi?
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
daripada penulisan makalah ini tak lain yaitu untuk memberikan pemahaman
seputar manajemen dalam bidang pengendalian atau controlling dan juga
memahami apa itu manajemen operasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pengendalian (Pengawasan)
Pengendalian
(controlling) merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap efisiensi
organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian, dan pengarahan.
Pengendalian adalah suatu fungsi yang positif dalam menghindarkan dan
memperkecil penyimpangan-penyimpangan dari sasaran-sasaran atau target yang
direncanakan. Setiap pengorganisasian, oleh karena itu harus memiliki sistem
pengawasan (pengendalian).[1]
Beberapa para ahli mengemukakan pengertian pengendalian diantaranya
yaitu:
a)
Earl
P. Strong
Controlling
is the process of regulating the various factor in an enterprise according to
the requirement of its plans.
“Pengendalian
adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan
sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.”
b)
Harold
Koontz
Control is the
measurement and correction of the performance of subordinates in order to make
sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are
accomplished.
“Pengendalian
adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat
terselenggara.”
c)
G.R.
Terry
Contolling can be defined as the process of determining what is to
be accomplished, that is the standard, what is being accomplished, that is the
performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective
measure so that performance takes place according to plans, that is in
conformity with the standard.
“Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa
yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan,
menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga
pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.”[2]
Dari
beberapa pendapat para ahli manajemen di atas dapat di simpulkan bahwa,
pengendalian merupakan proses penentuan atau pengukuran terhadap pelaksanaan kerja
para pekerja yang dikendalikan oleh seorang manajer guna mencapai tujuan yang
efisien sesuai perencanaan.
2.2
Asas-Asas
Pengendalian
Harold Koontz dan Cyirl O’Donnel mengemukakan asas-asas
pengendalian yaitu:
1)
Asas
Tercapainya Tujuan
Pengendalian
harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan
untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana.
2)
Asas
Efisiensi Pengendalian
Pengendalian
itu efisien,jika dapat menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan
hal-hal lain yang di luar dugaan.
3)
Asas
Tanggung Jawab Pengendalian
Pengendalian
hanya dapat dilaksanakan jika jika manajer bertanggung jawab terhadap
pelaksanan rencana.
4)
Asas
Pengendalian terhadap Masa depan
Pengendalian
yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-penyimpangan yang
akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
5)
Asas
Pengendalian Langsung
Teknik
kontrol yang paling efektif ialah mengusakan adanya manajer bawahan yang
berkualitas baik. Pengendalian itu dilakukan oleh manajer, atas dasar bahwa
manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya
pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para
petugas memiliki kualitas yang baik.
6)
Asas
Refleksi Rencana
Pengendalian
harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan
rencana.
7)
Asas
Penyesuaian dengan Organisasi
Pengendalian
harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dengan bawahannya
merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengendalian yang
efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer sehingga
mencerminkan struktur organisasi.
8)
Asas
Penendalian Individual
Pengendalian
dan teknik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Teknik
pengendalain harus ditujukan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap
manajer.[3]
9)
Asas
Standar
Pengendalian
yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan
sebagai tolok ukur pelaksanan dan tujuan yang akan dicapai.
10)
Asas
Pengendalian Terhadap Strategis
Pengendalian
yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap
faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.
11)
Asas
kekecualian
Efisiensi
dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor
kekecualian.
12)
Asas
Pengendalian Fleksibel
Pengendalian
harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.
13)
Asas
Peninjauan Kembali
Sistem
pengendalian harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan berguna
untuk mencapai tujuan.
14)
Asas
Tindakan
Pengendalian
dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan directing.[4]
2.3
Jenis-Jenis
Pengendalian
Jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut:
1.
Pengendalian
Karyawan (Personnel Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan.
Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja,
disiplin, absensi, dan sebagainya.
2.
Pengendalian
Keuangan (Financial Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan
pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggaran.
3.
Pengendalian
Produksi (Production Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan,
apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4.
Pengendalian
Waktu (Time Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan
suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5.
Pengendalian
Teknis (Technical Control)
Pengendalian
ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
6.
Pengendalian
Kebijaksanaan (Policy Control)
Pengandalian
ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-kebijaksanaan
organisasi telah dilaksanakan sesuai yang telah digariskan.
7.
Pengendalian
Penjualan (Sales Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan
terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8.
Pengendalian
Inventaris (Inventory Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya
atau ada yang hilang.
9.
Pengendalian
Pemeliharaan (Maintenance Control)
Pengendalian
ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan dan kantor
dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakannya,
apa masih dapat diperbaiki atau tidak.[5]
2.4
Proses-Proses
Pengendalian
Sebelum mengetahui bagaimana proses-proses pengendalian, maka harus
dipahami terlebih dahulu tujuan dan manfaat dari pengawasan dan pengendalian
(wasdal). Adapun tujuannya adalah:
1.
Menghentikan
atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan,
dan ketidakadilan
2.
Mencegah
terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan,
hambatan, dan ketidakadilan
3.
Mendapatkan
cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
4.
Menciptakan
suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi
5.
Meningkatkan
kelancaran operasi organisasi
6.
Meningkatkan
kinerja organisasi
7.
Memberikan
opini atas kinerja organisasi
8.
Mengarahkan
manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah pencapaian kerja yang
ada
9.
Menciptakan
terwujudnya pemerintahan yang bersih
Sedangkan manfaat wasdal adalah untuk meningkatkan akuntabilitas
dan keterbukaan. Wasdal pada dasarnya menekankan langkah-langkah pembenahan
atau koreksi yang objektif jika terjadi perbedaan atau penyimpangan antara
pelaksanaan dengan perencanaannya.[6]
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui
langkah-langkh berikut:
a.
Penetapan
standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama dalam pengendalin adalah penetapan standar
pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat
digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Standar adalah
kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan. Kriteria tersebut dapat
dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif. Standar pelaksanaan (standard performance)
adalah suatu pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu
pekerjaan dikerjakan secara memuaskan.[7]
Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktifitas menyangkut kriteria: ongkos,
waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar yang umum adalah:
1.
Standar-standar
fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas
produk.
2.
Standar-standar
moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya
penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan lain-lain.
3.
Standar-standar
waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus
diselesaikan.
b.
Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan
standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengendalian
adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
c.
Pengukuran
pelaksanaan kegiatan
Setelah
frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan pengukuran pelaksanaan
dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada berbagai
cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan (observasi),
laporan-laporan (lisan dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan pengambilan
sampel.
d.
Pembandingan
pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap
kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
e.
Pengambilan
tindakan koreksi bila diperlukan
Bila
hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus
diambil. Tindakan koreksi mungkin berupa:
1.
Mengubah
standar mulu-mulu (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah)
2.
Mengubah
pengukuran pelaksanaan
3.
Mengubah
cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan[8]
Adapun bagan proses pengendalian dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Penetapan
standar pelaksanaan
2.
Penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan
3.
Pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata
4.
Pembandingan
dengan standar pelaksanaan
5.
Pengambilan
tindakan koreksi bila perlu
Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan
bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui
melalui proses kontrol atau pengawasan.Cara-cara pengendalian atau pengawasan
ini dilakukan sebagai berikut:
a.
Pengawasan
langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
manajer.
b.
Pengawasan
tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan
yang diberika oleh bawahan.
c.
Pengawasan
berdasarkan kekecualian adalah pengawasan yang dikhususkan untuk
kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.[9]
2.5
Pengawasan
Melekat
Istilah pengawasan melekat (waskat) pertama kali muncul dalam
Inpres No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Inpres No.
1 Tahun 1983 tentang Pedoman Pengawasan Melekat yang menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan pengawasan melekat ialah serangkaian kegiatan yang bersifat
sebagai pengendalian yang terus-menerus, dilakukan langsung terhadap
bawahannya, agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan
efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.[10]
Pengawasan melekat adalah proses pemantauan, pemeriksaan, dan
evaluasi oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap pendayagunaan semua
sumber daya, untuk mengetahi kelemahan dan kelebihan yang dapat digunakan untuk
pengembangan unit/organisasi kerja di masa depan.[11]
Dalam waskat, pelaku pengawasan adalah atasan yang dianggap
memiliki kekuasaan dan setiap pimpinan atau manajer memiliki fungsi yang
melekat di dalam jabatannya untuk melaksanakan pekerjaannya atau pada personil
yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Dalam
konsep waskat, para pelaku pengawasan lainnya seperti bawahan, orang lain, dan
masyarakat kurang diperhatikan dengan anggapan atasan dapat menjalankan
kekuasaannya sehingga bebas mengawasi bawahannya.[12]
2.6
Pengertian
Manajemen Operasi
Manajemen operasi menunjukkan peranan manajemen dalam tindakan
(management in action), yaitu aplikasi dari konsep dan prinsip manajemen dalam
praktek. Manajemen operasi adalah aplikasi dari konsep dasar dan prinsip-prinsip
manajemen yang diterapkan pada segmentasi organisasi yang memproduksi barang
dan jasa (Rue dan Byars:1992).
Operasi itu merupakan suatu proses kegiatan pengubahan bahan-bahan
dasar menjadi hasil jadi (operation is the process of transforming input into
output). Seluruh proses pengelolaan kegiatan tersebut disebut manajemen
operasi, sehingga manajemen operasi dapat dikatakan sebagai proses memanajemeni
produksi dalam organisasi. Operational management is the activities necessary
to produce and deliver a product or service (H. Weirich dan Koontz:1994).
Manajemen operasional adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memproduksi dan menyerahkan suatu produk atau jasa. Manajemen operasi adalah
pengembangan, penggunaan, dan penginteraksian dari sumber daya (orang,
fasilitas, informasi, bahan-bahan, uang dan ide) untuk menyediakan barang dan
jasa atau menghasilkan ide untuk itu perusahaan didirikan (E. F. Huse:1994).
Manajemen operasi adalah proses dari perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan operasi untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien (Aldag
Stearn:1987).
Hakikat inti dari manajemen operasi adalah suatu proses memanajemen
kegiatan produksi dalam organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan
ide. Tugas utama dari manajer operasi adalah untuk mengembangkan bidang operasi
yang selaras dengan kebutuhan pasar.[13]
2.7
Dasar-Dasar
pengontrolan
Proses pengontrolan dimulai ketika para manajer menentukan tujuan,
seperti meningkatkan kepuasan pelanggan menjadi 90% atau meningkatkan penjualan
sampai 5%. Perusahaan kemudian mengkhususkan standar pelaksanaan yang harus
dipenuhiuntuk mencapai tujuan tersebut. Standar adalah merupakan dasar
perbandingan untuk mengukur tingkat pelaksanaan organisasi adalah memuaskan
atau tidak memuaskan.
Jika anda sudah menentukan standar, tetaapi tujuan perusahaan masi
belum tercapai, berarti standar tersebut harus diganti. Langkah pertama cara
menentukan standar adalah dengan menentukan apa yang akan dibandingkan.
Perusahaan dapat membandingkan apa saja , mulai dari sirklus waktu ( seberapa
cepat) sampai kualitas (seberapa baik). Langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang akan dibandingkan dengan
standar-standar yang anda miliki. Langkah terakhir adalah dengan mengumpulkan
data untuk menentukan standar-standar pelaksanaan dari perusahaan lain.
Ada
tiga metode dasar pengontrolan, yaitu pengontrolan umpan balik, pengontrolan
yang terjadi bersamaan, dan pengontrolan sebelum terjadi.
1.
Pengontrolan
umpan balik
Pengontrolan
umpan balik adalah mekanisme untuk mengumpulkan informasi tentang
ketidaksempurnaan prestasi setelah terjadi. Informasi ini selanjutnya digunakan
untuk memperbaii atau mencegah ketidaksempurnaan prestasi berikutnya.
2.
Pengendalian
yang terjadi persamaan
Pengendalian
yang terjadi bersamaan adalah suatu mekanisme untuk mengumpulkan informasi
mengenai kekurangan prestasi pada saat terjadinya . pengendalian ini merupakan
peningkatan atas umpan balik, karena berusaha menghilangkan atau mempersingkat
kelambanan antara hasil dan umpan baliknya tentang kinerja.
3.
Pengendalian
sebelum terjadi
Pengendalian sebelum terjadi adalah untuk mengumpulkan informasi
mengenai kekurangan-kekurangan dari kinerja sebelum hal itu terjadi. Kebalikan
dari pengontrolan umpan balikdan pengontrolan yang sedang terjadi, yang memberi
umpan balik atas dasar keluaran dan hasil, pengendalian ini menyediakan
informasi mengenai kekurangan pada kinerja dengan memonitor
input bukan output.
2.8
Pentingnya
Pengontrolan
Terdapat
dua factor yang dapat membantu manajer menetiukan apakah pengontrolan lebih
penting dilakukan: tingkat ketergantungan dan aliran dan surmber-sumber daya.
Tingkat ketergantungan adalah perluasan dimana sebuah perusahaan memerlukan
sumber sumber teryentu untuk mencapai tujuan-tujuannya. Semakin penting suatu
sumber untuk memenuhi standar organisasi tujuan-tujuan, semakin penting untuk mengontrol
tujuan-tujuan tersebut.
2.9
Peran
Manajemen Operasi
Manajemen
operasi yaitu mengacu pada proses
transformasi yang mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Karena setiap
unit dalam organisasi memproduksi sesuatu, manajer harus memahami konsep
manajemen operasi agar dapat mencapai tujuan dengan efesien dan efektif. Manajemen
operasi penting bagi oganisasi dan manajer karena tiga alasan : meliputi jasa
dan manufaktur, penting dalam mengatur produktivitas secara efektif dan
efesien, dan berperan strategis dalam kesuksesan bersaing organisasi. Alasannya
yaitu:
1.
Jasa
dan manufaktur
Organisasi manufaktur memproduksi benda berwujud. Proses manajemen
operasi pekerjaan mudah terliha pada jenis organisasi ini karena bahan baku
diubah menjadi benda berwujud yang mudah dikenali. Tetapi Proses transformasi
tersebut tidak terlihat nyata pada organisasi jasa Karena organisasi itu
memproduksi benda tidak berwujud dalam bentuk jasa.
Misalnya, rumah sakit menyediakan pelayanan perawatan medis dan
kesehatan untuk membantu seseirang menjaga kesehatannya, maskapai penerbangan
memberikan jasa transportasi untuk memindahkan manusia dari satu lokasi dengan
lokasi lainnya, kapal pesiar memberikan jasa liburan dan hiburan, angkatan
bersenjata memberikan kemampuan pertahanan, dan banyak lagi organisasi jasa
lainnya
2.
Mengelola
produktivitas
Peningkatan produktivitas menjadi tujuan utama disetiap organisasi.
Bagi Negara, produktivitas tinggi menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi. Karyawan menerima bayaran yang lebih tinggi, dan laba perusahaan
meningkat tanpa menyebabkan iflasi. Bagi masing-masing organisasi penigkatan
produktivitas menghasilkan struktur biaya yang lebih kompetitif dan penawaran
harga yang lebih bersaing.
Organisasi yang mengharapkan kesuksesan secara global mencari ara
untuk meningkatkan produktivitas. Misalnya, mcdonald corporation secara drstis
mengurangi waktu menggoreng kentangnya menjadi 65 detik dari sebelumnya 210
detik sehingga menghemat waktu dan sumber daya lainnya. Produktivitas adalah
gabungan variable antara manusia dan operasi. Untuk meningkatkan produktivitas,
manajer harus berfokus pada keduanya.
3.
Peran
strategi manajemen operasi
Organisasi yang sukses mengakui
pentingnya peran manajemen operasi sebagai bagian dari keseluruhan strategi
organisasi dalam menciptakan dan mempertahankan kepemimpinan global. Peran strategis
manajemen operasi dalam kesuksesan kinerja peruahaan dapat dilihat dengan jelas
Karen alebih banyak organisasi yang mengelola operasi mereka dari perspektif
rantai nilai.
2.10
Manajemen Rantai Nilai
Setiap organisasi membutuhkan
pelanggan jika ingin bertahan dan berhasil baik. Bahkan sebuah organisasi
non-profit harus memiliki pelanggan yang menggunakan jasa atau membeli
produknya. Pelanggan menginginkan suatu nilai dari barang dan jasa yang dibeli atau
digunakan, dan pelanggan ini yang mentukan apa yang memiliki nilai. Organisasi
harus menggunakan nilai tersebut untuk menarik dan mempertahankan
pelanggan. Nilai ( value ) didefinisikan
sebagai karakteristik kinerja, fitur atau atribut, serta aspek barang dan jasa
lainnya dimana pelanggan bersedia untuk memberikan sumber dayanya ( biasanya
berupa uang ).
Contohnya,
ketika nada membeli cd baru ditoko elektronik, sepasang sepatu bot sevara
online, cheese burger dilokasi kampus. Lalu anda menukar uang sebagai ganti
nilai yang anda butuhkan atau inginkan dari produk tersebut. Nilai disediakan
kepada pelanggan dengan mentransformasi bahan baku dan sumber daya lainnya
menjadi beberapa barang atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pengguna
akhir kapan, dimana, dan bagaimana penggunaan pengguna itu menginginkannya.
Namun, kegiatan yang terlihat sederhana, yaitu mengubah beberapa sumber daya
menjadi sesuatu yang bernilai dan bersedia dibeli oleh pelanggan, melibatkan
susunan aktivitas kerja yang saling berhubungan yang dilakukan oleh pelaku
berbeda ( pemasok, manufaktur, dan bahkan pelanggan ) yaitu, melibatkan rantai
nilai.
Rantai nilai ( valuechain ) adlah
keseluruhan urutan aktivitas kerja organisasi yang menambah nilai pada setiap
tahapannya, dari bahan baku hingga barang jadi. Manajemen rantai nilai adalah
proses mengelola urutan aktivitas dan informasi disepanjang rantai nilai.
Kebalikan dengan manajemen rantai pasokan, yang beroriantasi internal dan
berfokus efisiensi arus bahan ( sumbe daya) yang masuk ke organisasi, manajemen
rantai nilai berorientasi eksternal dan berfokus pada bahan yang masuk dan pada
keluarnya produk atau jasa. Sementara manajemen rantai pasokan berorientasi
efiensi ( tujuannya adalah untuk mengurangi biyaya dan menjadikan organisasi
lebih produktif), manajemen rantai nilai
berorientasi efektivitas dan bertujuan menciptakan nilai tertinggi bagi
pelanggan.[14]
2.11
Peran Teknologi dalam Manajemen Operasi
Seperti yang kita diskusikan
sebelumnya terkait manajemen rantai nilai, pesaingan pasar saat ini sangat
memberikan tekanan pada organisasi untuk mengirimkan tepat pada waktunya barang
dan jassa yang bernilai bagi pelanggan. Perusahaan yang cerdas mencari cara
menggunakan teknologi untuk meningkatkan manajemen operasi. Kebanyakan perusahaan
cepat saji saling berkompetisi untuk melihat siapa yang dapat menyajikan
pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik kepada pelanggan driver-through.
Karena penjualan drive-through menunjukkan porsi yang besar penyampaian yang
lebih cepat dan lebih baik menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.
Meskipun aktivitas produksi organisai
diarahkan dengan pemahaman bahwa pelanggan adalah raja, manajer tetap harus
lebih responsive. Misalnya, manajer operasi membutuhkan system yang dapat mengungkap kapasitas tersedia, status pesana, dan
kualitas produk ketika produk dalam proses pembuatan, tidak hanya ketika produk
telah jadi. Agar terhubung lebih erat dengan pelanggan produksi harus
disinkronisasikan keseluruh lingkup perusahaan.[15]
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pengendalian (controlling) merupakan suatu faktor penunjang penting
terhadap efisiensi organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian,
dan pengarahan. Dari beberapa pendapat para ahli manajemen di atas dapat di simpulkan
bahwa, pengendalian merupakan proses penentuan atau pengukuran terhadap
pelaksanaan kerja para pekerja yang dikendalikan oleh seorang manajer guna
mencapai tujuan yang efisien sesuai perencanaan. Sehubung dengan adanya
pengendalian yang berkaitan dengan mengelola operasi yang di kendalikan oleh
seorang manajer, Manajemen operasi sendiri merupakan proses dari perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan operasi untuk mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien dengan koordinasi penuh antara manajer dan pekerja (stakeholder)
Hakikat
inti dari manajemen operasi adalah suatu proses memanajemen kegiatan produksi
dalam organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan ide. Tugas utama
dari manajer operasi adalah untuk mengembangkan bidang operasi yang selaras
dengan kebutuhan pasar.
1.2. Saran
Makalah ini membahas tentang “Pengendalian dan Mengelola Operasi”
dalam sebuah manajemen organisasi. Begitu banyak manfaat yang bisa kita ambil
ketika kita membaca dan menghayati setiap kata demi kata yang dapat memperbaharui
ataupun menambah wawasan kita mengenai “Pengendalian dan Mengelola Operasi”
suatu manajemen yang dapat kita gunakan untuk perkuliahan kita di mata kuliah
manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Fatah, Nanang.
2008. Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P.
2009. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi, Hadari. 2005.
Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang Penelitian. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Robbins, Stephen p. dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen, Jakarta:
Erlangga.
Sukiswa, Iwa. 1986. Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Website:
http://kupil28.blogspot.co.id/2011/10/makalah-manajemen-operasi.html, diakses pada, 25 Desember 2015
[1] Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung:
Tarsito, 1986), hlm. 53
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan
Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.241-242
[3] Malayu S.P. Hasibuan, op. Cit., hlm.243
[4] Ibid., hlm. 244
[5] Ibid., hlm.244-245
[7] Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008), hlm. 101
[9] Malayu S.P. Hasibuan, op. Cit., hlm. 245
[10] Husaini Usman, op. Cit., hlm. 472
[11] Hadari Nawawi, Manajemen Strategik: Organisasi Non
Profit Bidang Penelitian (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), hlm.
121
[13] http://kupil28.blogspot.co.id/2011/10/makalah-manajemen-operasi.html, diakses pada 25 Desember 2015
[14] Stephen p. Robbins dan Mary Coulter,
Manajemen,( Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 213-219.
[15] Ibid,
hlm. 226-227.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar