Senin, 27 Februari 2017

PENGENDALIAN DAN MENGELOLA OPERASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang Masalah
Pengendalian (pengawasan) berhubungan erat dengan manajemen operasi. Adanya manajemen operasi sebagai pengawas atau pengendali dalam sistem manajemen. Pengendalian itu sendiri merupakan  “proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana” (Earl P. Strong).
Dalam sistem manajemen pengendalian itu berperan aktif agar tercipta manajemen yang efisien yang dioperasikan oleh seorang manajemen.
1.2         Rumusan Masalah
1.2.1             Apa pengertian pengendalian (pengawasan)?
1.2.2             Apa saja asas-asas pengendalian?
1.2.3             Apa jenis-jenis pengendalian?
1.2.4             Bagaimana proses-proses pengendalian?
1.2.5             Apa itu pengawasan melekat?
1.2.6             Apa pengertian panajemen operasi?
1.2.7             Apa saja dasar-dasar pengontrolan?
1.2.8             Apa pentingnya pengontrolan?
1.2.9             Bagaimana peran manajemen operasi?
1.2.10         Bagaimana manajemen rantai nilai?
1.2.11         Apakah peran teknologi dalam manajemen operasi?

1.3         Tujuan Penulisan

Tujuan daripada penulisan makalah ini tak lain yaitu untuk memberikan pemahaman seputar manajemen dalam bidang pengendalian atau controlling dan juga memahami apa itu manajemen operasi.



 BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Pengendalian (Pengawasan)

Pengendalian (controlling) merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap efisiensi organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian, dan pengarahan. Pengendalian adalah suatu fungsi yang positif dalam menghindarkan dan memperkecil penyimpangan-penyimpangan dari sasaran-sasaran atau target yang direncanakan. Setiap pengorganisasian, oleh karena itu harus memiliki sistem pengawasan (pengendalian).[1]
Beberapa para ahli mengemukakan pengertian pengendalian diantaranya yaitu:
a)             Earl P. Strong
Controlling is the process of regulating the various factor in an enterprise according to the requirement of its plans.
“Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.”
b)             Harold Koontz
Control is the measurement and correction of the performance of subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are accomplished.
“Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.”
c)             G.R. Terry
Contolling can be defined as the process of determining what is to be accomplished, that is the standard, what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is in conformity with the standard.

“Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.”[2]

Dari beberapa pendapat para ahli manajemen di atas dapat di simpulkan bahwa, pengendalian merupakan proses penentuan atau pengukuran terhadap pelaksanaan kerja para pekerja yang dikendalikan oleh seorang manajer guna mencapai tujuan yang efisien sesuai perencanaan.

2.2         Asas-Asas Pengendalian
Harold Koontz dan Cyirl O’Donnel mengemukakan asas-asas pengendalian yaitu:
1)             Asas Tercapainya Tujuan
Pengendalian harus ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana.
2)             Asas Efisiensi Pengendalian
Pengendalian itu efisien,jika dapat menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang di luar dugaan.
3)             Asas Tanggung Jawab Pengendalian
Pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika jika manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanan rencana.
4)             Asas Pengendalian terhadap Masa depan
Pengendalian yang efektif harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi, baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
5)             Asas Pengendalian Langsung
Teknik kontrol yang paling efektif ialah mengusakan adanya manajer bawahan yang berkualitas baik. Pengendalian itu dilakukan oleh manajer, atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan yang sesuai dengan rencana adalah mengusahakan sedapat mungkin para petugas memiliki kualitas yang baik.
6)             Asas Refleksi Rencana
Pengendalian harus disusun dengan baik sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.
7)             Asas Penyesuaian dengan Organisasi
Pengendalian harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dengan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan rencana. Dengan demikian pengendalian yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang manajer sehingga mencerminkan struktur organisasi.
8)             Asas Penendalian Individual
Pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Teknik pengendalain harus ditujukan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer.[3]
9)             Asas Standar
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanan dan tujuan yang akan dicapai.
10)         Asas Pengendalian Terhadap Strategis
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang strategis dalam perusahaan.
11)         Asas kekecualian
Efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor kekecualian.
12)         Asas Pengendalian Fleksibel
Pengendalian harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.

13)         Asas Peninjauan Kembali
Sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali agar sistem yang digunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14)         Asas Tindakan
Pengendalian dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan directing.[4]

2.3         Jenis-Jenis Pengendalian
Jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut:
1.             Pengendalian Karyawan (Personnel Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan. Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi, dan sebagainya.
2.             Pengendalian Keuangan (Financial Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggaran.
3.             Pengendalian Produksi (Production Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
4.             Pengendalian Waktu (Time Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.
5.             Pengendalian Teknis (Technical Control)
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan.
6.             Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control)
Pengandalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai yang telah digariskan.
7.             Pengendalian Penjualan (Sales Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
8.             Pengendalian Inventaris (Inventory Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya atau ada yang hilang.
9.             Pengendalian Pemeliharaan (Maintenance Control)
Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan dan kantor dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakannya, apa masih dapat diperbaiki atau tidak.[5]
2.4         Proses-Proses Pengendalian
Sebelum mengetahui bagaimana proses-proses pengendalian, maka harus dipahami terlebih dahulu tujuan dan manfaat dari pengawasan dan pengendalian (wasdal). Adapun tujuannya adalah:
1.             Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
2.             Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan
3.             Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik
4.             Menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi
5.             Meningkatkan kelancaran operasi organisasi
6.             Meningkatkan kinerja organisasi
7.             Memberikan opini atas kinerja organisasi
8.             Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah pencapaian kerja yang ada
9.             Menciptakan terwujudnya pemerintahan yang bersih
Sedangkan manfaat wasdal adalah untuk meningkatkan akuntabilitas dan keterbukaan. Wasdal pada dasarnya menekankan langkah-langkah pembenahan atau koreksi yang objektif jika terjadi perbedaan atau penyimpangan antara pelaksanaan dengan perencanaannya.[6]
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkh berikut:
a.              Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama dalam pengendalin adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Standar adalah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan. Kriteria tersebut dapat dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif. Standar pelaksanaan (standard performance) adalah suatu pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara memuaskan.[7] Standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktifitas menyangkut kriteria: ongkos, waktu, kuantitas, dan kualitas. Tipe bentuk standar yang umum adalah:
1.             Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk.
2.             Standar-standar moneter, yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan lain-lain.
3.             Standar-standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.
b.             Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengendalian adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
c.              Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan (lisan dan tertulis), pengujian (tes), atau dengan pengambilan sampel.
d.             Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
e.              Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi mungkin berupa:
1.             Mengubah standar mulu-mulu (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah)
2.             Mengubah pengukuran pelaksanaan
3.             Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan[8]
Adapun bagan proses pengendalian dapat digambarkan sebagai berikut:
1.             Penetapan standar pelaksanaan
2.             Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3.             Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
4.             Pembandingan dengan standar pelaksanaan
5.             Pengambilan tindakan koreksi bila perlu
Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol atau pengawasan.Cara-cara pengendalian atau pengawasan ini dilakukan sebagai berikut:
a.              Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer. 
b.             Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberika oleh bawahan.
c.              Pengawasan berdasarkan kekecualian adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.[9]

2.5         Pengawasan Melekat
Istilah pengawasan melekat (waskat) pertama kali muncul dalam Inpres No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Inpres No. 1 Tahun 1983 tentang Pedoman Pengawasan Melekat yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan melekat ialah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus-menerus, dilakukan langsung terhadap bawahannya, agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.[10]
Pengawasan melekat adalah proses pemantauan, pemeriksaan, dan evaluasi oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap pendayagunaan semua sumber daya, untuk mengetahi kelemahan dan kelebihan yang dapat digunakan untuk pengembangan unit/organisasi kerja di masa depan.[11]
Dalam waskat, pelaku pengawasan adalah atasan yang dianggap memiliki kekuasaan dan setiap pimpinan atau manajer memiliki fungsi yang melekat di dalam jabatannya untuk melaksanakan pekerjaannya atau pada personil yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Dalam konsep waskat, para pelaku pengawasan lainnya seperti bawahan, orang lain, dan masyarakat kurang diperhatikan dengan anggapan atasan dapat menjalankan kekuasaannya sehingga bebas mengawasi bawahannya.[12]
2.6         Pengertian Manajemen Operasi
Manajemen operasi menunjukkan peranan manajemen dalam tindakan (management in action), yaitu aplikasi dari konsep dan prinsip manajemen dalam praktek. Manajemen operasi adalah aplikasi dari konsep dasar dan prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan pada segmentasi organisasi yang memproduksi barang dan jasa (Rue dan Byars:1992).
Operasi itu merupakan suatu proses kegiatan pengubahan bahan-bahan dasar menjadi hasil jadi (operation is the process of transforming input into output). Seluruh proses pengelolaan kegiatan tersebut disebut manajemen operasi, sehingga manajemen operasi dapat dikatakan sebagai proses memanajemeni produksi dalam organisasi. Operational management is the activities necessary to produce and deliver a product or service (H. Weirich dan Koontz:1994).
Manajemen operasional adalah kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi dan menyerahkan suatu produk atau jasa. Manajemen operasi adalah pengembangan, penggunaan, dan penginteraksian dari sumber daya (orang, fasilitas, informasi, bahan-bahan, uang dan ide) untuk menyediakan barang dan jasa atau menghasilkan ide untuk itu perusahaan didirikan (E. F. Huse:1994).
Manajemen operasi adalah proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan operasi untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien (Aldag Stearn:1987).
Hakikat inti dari manajemen operasi adalah suatu proses memanajemen kegiatan produksi dalam organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan ide. Tugas utama dari manajer operasi adalah untuk mengembangkan bidang operasi yang selaras dengan kebutuhan pasar.[13]
2.7         Dasar-Dasar pengontrolan
Proses pengontrolan dimulai ketika para manajer menentukan tujuan, seperti meningkatkan kepuasan pelanggan menjadi 90% atau meningkatkan penjualan sampai 5%. Perusahaan kemudian mengkhususkan standar pelaksanaan yang harus dipenuhiuntuk mencapai tujuan tersebut. Standar adalah merupakan dasar perbandingan untuk mengukur tingkat pelaksanaan organisasi adalah memuaskan atau tidak memuaskan.
Jika anda sudah menentukan standar, tetaapi tujuan perusahaan masi belum tercapai, berarti standar tersebut harus diganti. Langkah pertama cara menentukan standar adalah dengan menentukan apa yang akan dibandingkan. Perusahaan dapat membandingkan apa saja , mulai dari sirklus waktu ( seberapa cepat) sampai kualitas (seberapa baik). Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang akan dibandingkan dengan standar-standar yang anda miliki. Langkah terakhir adalah dengan mengumpulkan data untuk menentukan standar-standar pelaksanaan dari perusahaan lain.
Ada tiga metode dasar pengontrolan, yaitu pengontrolan umpan balik, pengontrolan yang terjadi bersamaan, dan pengontrolan sebelum terjadi.
1.             Pengontrolan umpan balik
Pengontrolan umpan balik adalah mekanisme untuk mengumpulkan informasi tentang ketidaksempurnaan prestasi setelah terjadi. Informasi ini selanjutnya digunakan untuk memperbaii atau mencegah ketidaksempurnaan prestasi berikutnya.
2.             Pengendalian yang terjadi persamaan
Pengendalian yang terjadi bersamaan adalah suatu mekanisme untuk mengumpulkan informasi mengenai kekurangan prestasi pada saat terjadinya . pengendalian ini merupakan peningkatan atas umpan balik, karena berusaha menghilangkan atau mempersingkat kelambanan antara hasil dan umpan baliknya tentang kinerja.
3.             Pengendalian sebelum terjadi
Pengendalian sebelum terjadi adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai kekurangan-kekurangan dari kinerja sebelum hal itu terjadi. Kebalikan dari pengontrolan umpan balikdan pengontrolan yang sedang terjadi, yang memberi umpan balik atas dasar keluaran dan hasil, pengendalian ini menyediakan informasi mengenai kekurangan pada kinerja dengan memonitor input bukan output.
2.8         Pentingnya Pengontrolan

Terdapat dua factor yang dapat membantu manajer menetiukan apakah pengontrolan lebih penting dilakukan: tingkat ketergantungan dan aliran dan surmber-sumber daya. Tingkat ketergantungan adalah perluasan dimana sebuah perusahaan memerlukan sumber sumber teryentu untuk mencapai tujuan-tujuannya. Semakin penting suatu sumber untuk memenuhi standar organisasi tujuan-tujuan,  semakin penting untuk mengontrol tujuan-tujuan tersebut.

2.9         Peran Manajemen Operasi

Manajemen operasi  yaitu mengacu pada proses transformasi yang mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Karena setiap unit dalam organisasi memproduksi sesuatu, manajer harus memahami konsep manajemen operasi agar dapat mencapai tujuan dengan efesien dan efektif. Manajemen operasi penting bagi oganisasi dan manajer karena tiga alasan : meliputi jasa dan manufaktur, penting dalam mengatur produktivitas secara efektif dan efesien, dan berperan strategis dalam kesuksesan bersaing organisasi. Alasannya yaitu:

1.             Jasa dan manufaktur
Organisasi manufaktur memproduksi benda berwujud. Proses manajemen operasi pekerjaan mudah terliha pada jenis organisasi ini karena bahan baku diubah menjadi benda berwujud yang mudah dikenali. Tetapi Proses transformasi tersebut tidak terlihat nyata pada organisasi jasa Karena organisasi itu memproduksi benda tidak berwujud dalam bentuk jasa.
Misalnya, rumah sakit menyediakan pelayanan perawatan medis dan kesehatan untuk membantu seseirang menjaga kesehatannya, maskapai penerbangan memberikan jasa transportasi untuk memindahkan manusia dari satu lokasi dengan lokasi lainnya, kapal pesiar memberikan jasa liburan dan hiburan, angkatan bersenjata memberikan kemampuan pertahanan, dan banyak lagi organisasi jasa lainnya

2.             Mengelola produktivitas

Peningkatan produktivitas menjadi tujuan utama disetiap organisasi. Bagi Negara, produktivitas tinggi menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Karyawan menerima bayaran yang lebih tinggi, dan laba perusahaan meningkat tanpa menyebabkan iflasi. Bagi masing-masing organisasi penigkatan produktivitas menghasilkan struktur biaya yang lebih kompetitif dan penawaran harga yang lebih bersaing.
Organisasi yang mengharapkan kesuksesan secara global mencari ara untuk meningkatkan produktivitas. Misalnya, mcdonald corporation secara drstis mengurangi waktu menggoreng kentangnya menjadi 65 detik dari sebelumnya 210 detik sehingga menghemat waktu dan sumber daya lainnya. Produktivitas adalah gabungan variable antara manusia dan operasi. Untuk meningkatkan produktivitas, manajer harus berfokus pada keduanya.

3.             Peran strategi manajemen operasi
Organisasi yang sukses mengakui pentingnya peran manajemen operasi sebagai bagian dari keseluruhan strategi organisasi dalam menciptakan dan mempertahankan kepemimpinan global. Peran strategis manajemen operasi dalam kesuksesan kinerja peruahaan dapat dilihat dengan jelas Karen alebih banyak organisasi yang mengelola operasi mereka dari perspektif rantai nilai.
2.10     Manajemen Rantai Nilai
Setiap organisasi membutuhkan pelanggan jika ingin bertahan dan berhasil baik. Bahkan sebuah organisasi non-profit harus memiliki pelanggan yang menggunakan jasa atau membeli produknya. Pelanggan menginginkan suatu nilai dari barang dan jasa yang dibeli atau digunakan, dan pelanggan ini yang mentukan apa yang memiliki nilai. Organisasi harus menggunakan nilai tersebut untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.  Nilai ( value ) didefinisikan sebagai karakteristik kinerja, fitur atau atribut, serta aspek barang dan jasa lainnya dimana pelanggan bersedia untuk memberikan sumber dayanya ( biasanya berupa uang ).
Contohnya, ketika nada membeli cd baru ditoko elektronik, sepasang sepatu bot sevara online, cheese burger dilokasi kampus. Lalu anda menukar uang sebagai ganti nilai yang anda butuhkan atau inginkan dari produk tersebut. Nilai disediakan kepada pelanggan dengan mentransformasi bahan baku dan sumber daya lainnya menjadi beberapa barang atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pengguna akhir kapan, dimana, dan bagaimana penggunaan pengguna itu menginginkannya. Namun, kegiatan yang terlihat sederhana, yaitu mengubah beberapa sumber daya menjadi sesuatu yang bernilai dan bersedia dibeli oleh pelanggan, melibatkan susunan aktivitas kerja yang saling berhubungan yang dilakukan oleh pelaku berbeda ( pemasok, manufaktur, dan bahkan pelanggan ) yaitu, melibatkan rantai nilai.
Rantai nilai ( valuechain ) adlah keseluruhan urutan aktivitas kerja organisasi yang menambah nilai pada setiap tahapannya, dari bahan baku hingga barang jadi. Manajemen rantai nilai adalah proses mengelola urutan aktivitas dan informasi disepanjang rantai nilai. Kebalikan dengan manajemen rantai pasokan, yang beroriantasi internal dan berfokus efisiensi arus bahan ( sumbe daya) yang masuk ke organisasi, manajemen rantai nilai berorientasi eksternal dan berfokus pada bahan yang masuk dan pada keluarnya produk atau jasa. Sementara manajemen rantai pasokan berorientasi efiensi ( tujuannya adalah untuk mengurangi biyaya dan menjadikan organisasi lebih  produktif), manajemen rantai nilai berorientasi efektivitas dan bertujuan menciptakan nilai tertinggi bagi pelanggan.[14]
2.11     Peran Teknologi dalam Manajemen Operasi
Seperti yang kita diskusikan sebelumnya terkait manajemen rantai nilai, pesaingan pasar saat ini sangat memberikan tekanan pada organisasi untuk mengirimkan tepat pada waktunya barang dan jassa yang bernilai bagi pelanggan. Perusahaan yang cerdas mencari cara menggunakan teknologi untuk meningkatkan manajemen operasi. Kebanyakan perusahaan cepat saji saling berkompetisi untuk melihat siapa yang dapat menyajikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik kepada pelanggan driver-through. Karena penjualan drive-through menunjukkan porsi yang besar penyampaian yang lebih cepat dan lebih baik menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.
Meskipun aktivitas produksi organisai diarahkan dengan pemahaman bahwa pelanggan adalah raja, manajer tetap harus lebih responsive. Misalnya, manajer operasi membutuhkan system yang dapat mengungkap kapasitas tersedia, status pesana, dan kualitas produk ketika produk dalam proses pembuatan, tidak hanya ketika produk telah jadi. Agar terhubung lebih erat dengan pelanggan produksi harus disinkronisasikan keseluruh lingkup perusahaan.[15]


BAB III
PENUTUP

1.1.       Kesimpulan

Pengendalian (controlling) merupakan suatu faktor penunjang penting terhadap efisiensi organisasi, demikian juga pada perencanaan pengorganisasian, dan pengarahan. Dari beberapa pendapat para ahli manajemen di atas dapat di simpulkan bahwa, pengendalian merupakan proses penentuan atau pengukuran terhadap pelaksanaan kerja para pekerja yang dikendalikan oleh seorang manajer guna mencapai tujuan yang efisien sesuai perencanaan. Sehubung dengan adanya pengendalian yang berkaitan dengan mengelola operasi yang di kendalikan oleh seorang manajer, Manajemen operasi sendiri merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan operasi untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien dengan koordinasi penuh antara manajer dan pekerja (stakeholder)
Hakikat inti dari manajemen operasi adalah suatu proses memanajemen kegiatan produksi dalam organisasi yang menghasilkan barang, jasa atau bahkan ide. Tugas utama dari manajer operasi adalah untuk mengembangkan bidang operasi yang selaras dengan kebutuhan pasar.

1.2.       Saran
Makalah ini membahas tentang “Pengendalian dan Mengelola Operasi” dalam sebuah manajemen organisasi. Begitu banyak manfaat yang bisa kita ambil ketika kita membaca dan menghayati setiap kata demi kata yang dapat memperbaharui ataupun menambah wawasan kita mengenai “Pengendalian dan Mengelola Operasi” suatu manajemen yang dapat kita gunakan untuk perkuliahan kita di mata kuliah manajemen.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Fatah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan.  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Robbins, Stephen p. dan  Coulter, Mary. 2010. Manajemen, Jakarta: Erlangga.
Sukiswa, Iwa. 1986. Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Website:









[1] Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito, 1986), hlm. 53
[2] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.241-242
[3] Malayu S.P. Hasibuan, op. Cit., hlm.243
[4] Ibid., hlm. 244
[5] Ibid., hlm.244-245
[6] Husaini Usman, op. Cit., hlm. 469-470
[7] Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2008), hlm. 101
[8] T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE, 2003), hlm. 362-365
[9] Malayu S.P. Hasibuan, op. Cit., hlm. 245
[10] Husaini Usman, op. Cit., hlm. 472
[11] Hadari Nawawi, Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang Penelitian (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), hlm. 121
[12] Husaini Usman, loc. Cit. hlm. 472
[14] Stephen p. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen,( Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 213-219.
[15] Ibid, hlm. 226-227.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar