PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sepanjang sejarah manuusia, berbagai
persoalan duniawi telah banyak menyita energi setiap orang, baik seorang
ilmuan, filsuf, dan sebagainya, persoalan diantaranya adalah tentang ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat menuntun manusia dari peradaban yang masih
primitif menuju keperadaban yang lebih modern seperti saat ini. Hal ini
dibuuktikan bahwa pada zaman dahulu manusia belum mampu membedakan antara ilmu
dengan pengetahuan.
Dimana pada zaman itu, apa yang
diketahui oleh manusia dianggap bahwa itu adalah sebuah ilmu, atau dengan kata
lain manusia saat itu tidak mampu membedaka antara pengetahuan dengan ilmu,
semuanya menyatu dalam kesatuan yang batasan batasannya kabur dan menggambang.
Kondisi di atas, mengalami perubahan secara fundamental pada saat petengahan
abad ke 17 dengan muuncul dan berkembangnya abad penalaran(theage of reason)
dengan berkembangnya abad penalaran maka konsep dasar berubah dari kesamaan
kepada perbedaan. Mulailah terdapat pembedaan jelas antara berbagai
pengetahuan, yang mengakibatkan timbuulnya spesialisasi pekerjaan dan
konsekuuensinya mengubah sturuktur kemasyarakatan. Pohon pengetahuan mulai di
beda bedakan paling tidak berdasarkan apa yang paling diketahui. Bagaimana cara
mengetahui dan untuk apa pengetahuuan itu dipergunakan (jujun S. Surya sumatri, 2002 : 102) sejalan
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, banyak aliran-aliran filsafat yang
bermunculan. Salah satunya adalah aliran rasionalisme, dimana aliran ini
mendasarkan pengembangan pengetahuuan pada aspek pemikiran yang bersifat
materil atau rasional dalam arti bahwa objek dapat dilihat dan dibukukan secara
empiris yang dibatasi oleh akal. Dimana para tokoh rasionalisme ini adalah
Auguste Counte dan lain-lain.
Menurut Luca Pacioli (1445 -
1517) akuntansi di definisikan sebagai seni yang berdasarkan pada logika
matematik yang sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double –
entry bookkeeping) sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495. Luca Pacioli
dikenal juga sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya
tentang “pembukuan” di venice. Buku berbahasa inggris pertama yang
dipublikasikan di London oleh Goerge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan
instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari
Southwark, yang termuat perkataannya, “I am but the renuer and reviver of an
ancient old copie printed here in London the 14 August 1543: collected,
published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as
appeareth by his treatis, then taugh arithmatics, and this booke in saint
Ollaves parish in parish in Makro Lane. ”John Mellis merujuk pada fakta bahwa
prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan system sederhana dari
masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari
akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama selama suatu
penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan
bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya
dua buku perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company,
oleh Charles Snell, Writing master and Accountant in Foster Lane, London
Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris
yang telah memiliki Chartered Accountant di abad ke 19.
Dalam perkembangannya
sistem ekonomi serta sistem yang menompangnya (antara lain akuntansi) baru
kajian Ekonomi Islam dan Akuntansi Islam yang lebih terdepan dalam pengkajian
ilmiahnya. Akuntansi berkembang karena penerapan sistem ekonomi islam khususnya
dalam dunia bisnis, misalnya keuangan, perbankan, asuransi, dan perusahaan
lainnya. Lebih 250 lembaga bisnis di tingkat internasional telah menerapkan
sistem syariah ini dalam mengoperasionalkan bisnisnya. Mueller dan Belkaoui
menyebut Akuntansi Islam ini sebagai emerging
model dengan bisnis religious relati
vism yang didasarkan pada hukum syariah. Akuntansi Islam bukan mengenai
agama (fiqih), ia sejajar dengan ilmu akuntansi kapitalis.Kalau Akuntansi
kapitalis dibangun atas dasar filsafat materialisme/sekularisme hasil pemikiran
manusia tanpa campur tangan Allah, Akuntansi Islam dibangun di atas dasar
pemikiran manusia yang mengindahkan hukum-hukum Allah. Bab ini akan mencoba
memberikan gambaran sepintas tentang apa akuntansi Islam itu.
Rumusan
masalah
1.
Filsafat
menurut beberapa ahli?
2.
Bagaimana
filsafat akuntansi?
3.
Apa itu
akuntansi dalam Islam?
4.
Apa
perbedaan Akuntansi Syariah vs Akuntansi Kapitalis?
5.
Apa itu
Akuntansi Islam?
6. Apa saja prinsip-prinsip Akuntansi dan
Nilai Islam?
7. Apa Kegunaan Mempelajari Akuntansi
Islam?
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui filsafat ilmu akuntansi menurut beberapa ahli.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana filsafat akuntansi itu.
3.
Untuk
mengetahui Akuntansi dalam Islam
4.
Untuk
mengetahui perbedaan Akuntansi Syariah vs Akuntansi Kapitalis
5.
Untuk
mengetahui Akuntansi Islam
6.
Untuk
mengetahui Prinsip-prinsip Akuntansi dan Nilai Islam
7.
Untuk
mengetahui Kegunaan Mempelajari Akuntansi Islam
PEMBAHASAN
1. Filsafat Menurut para ahli
Untuk memahami arti dari filosofi akuntansi, baiknya
dulu kita mendefinisikan arti kata dari filosofi dan akuntansi. Dibawah ini
beberapa filosofi dari beberapa ahli:
1. Platto
(428-348 SM): filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang semua yang ada.
2. Aristoteles(384-322
SM): bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang
sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu
3. Notonegoro:
filsafat adalah menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya
yang mutlat. Yang tetap tidak berubah yang disebut hakikat.
4. Prof. Mr.
Muhammad yamin: filsafat adalah pemutusan pemikiran, sehingga manusia menemui
kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.
5. Robert
Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current
scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of
science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”.
(Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap
kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi
filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah
secara aktual.
6. Lewis White
Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking
and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a
whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan)
7. Peter Caws “Philosophy
of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what
philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does
two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the
universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it
examines critically everything that may be offered as a ground for belief or
action, including its own theories, with a view to the elimination of
inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat,
yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh
pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini
membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya
sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan
bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan
pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.
Berdasarkan pendapat
di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah
kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang
ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata
lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan)
yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
a. Obyek apa
yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ? (Landasan ontologi)
b. Bagaimana
proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana
prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang
benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
c. Untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
2.
Filsafat
akuntansi
Ø Fungsi
Filsafat Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi
filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara
keseluruhan, yakni :
a. Sebagai alat
mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
b. Mempertahankan,
menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan
pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
d. Memberikan
ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
e. Menjadi
sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha
Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan
fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh
dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of
explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar
secara sederhana.
Ø Subtansi
Filsafat Ilmu
tentang substansi Filsafat Ilmu,
Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang berkenaan
dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4)
logika inferensi.
Ø Corak dan
Ragam Filsafat Ilmu
Ismaun (2001:1) mengungkapkan
beberapa corak ragam filsafat ilmu, diantaranya:
a. Filsafat
ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi,
(2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
b. Filsafat
teknologi yang bergeser dari C-E (conditions-Ends) menjadi means. Teknologi
bukan lagi dilihat sebagai ends, melainkan sebagai kepanjangan ide manusia.
c. Filsafat
seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah
satu tri-partit, yakni kebudayaan, produk domain kognitif dan produk alasan
praktis.
Produk domain kognitif murni tampil
memenuhi kriteria: nyata, benar, dan logis. Bila etik dimasukkan,
maka perlu ditambah koheren dengan moral. Produk alasan praktis tampil memenuhi
kriteria oprasional, efisien dan produktif. Bila etik dimasukkan perlu ditambah
human.manusiawi, tidak mengeksploitasi orang lain, atau lebih diekstensikan
lagi menjadi tidak merusak lingkungan.
Ø Hubungan
Antara Filsafat Dan Ilmu Akuntansi
Ilmu akuntansi merupakan pengabungan
antara rasionalisme dan empirisme karena akuntansi merupakan ilmu yang
menggunakan pemikiran untuk menganalisis data transaksi akuntansi dalam
membuatan laporan keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan hal yang
kongkrit dapat di respon oleh panca indera manusia. Ilmu akuntansi digunakan
sesuai dengan keperluan dalam suatu profesi tertentu sebagai aspek dalam
axiology atau bagaimana ilmu akuntansi tersebut digunakan. Dalam aspek
epistemology ilmu akuntansi menjabarkan bagaimana langkah langkah atau proses
dalam pembuatan suatu laporan keuangan dan bagaimana suatu transaksi saling
mempengaruhi dalam suatu laporan keuangan. Dalam aspek ontology, ilmu akuntansi
menjelaskan apa isi atau hal yang di telaah dalam ilmu akuntansi tersebut.
Ilmu akuntansi terikat pada kaidah
atau kode etik ilmu tersebut. Ilmu akuntansi membahas tentang kuantifikasi dan
frekuensi yang merupakan data transaksi laporan keuangan.
1) Aspek Ontology
Dalam Ilmu Akuntansi
Hal yang di telaah atau yang menjadi
isi dari ilmu akuntansi sebagai salah satu aspek ontology dalam ilmu akuntansi
adalah prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh asumsi dasar bagi proses
akuntansi, prinsip akuntansi yang di jadikan standar universal, unsure dasar
persamaan akuntansi dalam suatu laporan keuangan, dan jenis jenis laporan
keuangan yang umum.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum
dikembangkan oleh asumsi asumsi dasar bagi proses akuntansi yaitu
1. Asumsi
satuan uang (monetary unit assumption), menyaktakan bahwa hanya data transaksi
yang dapat diungkapkan dalam satuan uang yang di masukan kedalam catatan
catatan akuntansi.
2. Asumsi
entitas ekonomi (economic entity assumption), menyaktakan bahwa aktivitas
entitas dipisahkan dan dibedakan dari aktivitas aktivitas para pemiliknya dan
entitas entitas ekonomi lainnya.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum menggunakan
standar yang digunakan secara universal, yaitu GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles). Standar yang mengatur peristiwa peristiwa ekonomi
dilaporkan.
Dalam persamaan dasar akuntansi,
unsure dasar suatu bisnis adalah asset (sumber daya yang dimiliki ) dan
kewajiban (klaim terhadap asset kepada kreditor/ utang yang harus dipenuhi),
sedangkan klaim dari pemilik merupakan ekuitas pemilik. Sehingga jumlah asset
harus sama dengan jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik. Persamaan akuntansi
berlaku bagi seluruh entitas ekonomi tanpa melihat ukuran, sifat, dan bentuk
organisasi bisnisnya.
Menghitung besarnya jumlah ekuitas
pemilik, yaitu total asset dikurang total kewajiban. Peningkatan ekuitas
pemilik merupakan akibat dari investasi pemilik dan hasil penjualan/pendapatan
perusahaannya. Sedangkan penurunan ekuitas pemilik merupakan akibat dari
penarikan oleh pemilik itu sendiri(prive) dan pengeluaran yang digunakan untuk
pengoperasian bisnis. Sehingga laba bersih didapat jika pendapatan melebihi
pengeluaran sedangkan rugi bersih didapat jika pengeluaran melebihi pendapatan.
Ekuitas dari persamaan akuntansi
harus di jaga keseimbangannya. Karena setiap transaksi memiliki pengaruh ganda
pada persamaan. Contoh kenaikan asset dapat berpengaruh pada penurunan asset
lain, kenaikan kewajiban tertentu dan kenaikan ekuitas pemilik.
Laporan keuangan akuntansi, yaitu
laporan laba rugi (menyajikan pendapatan dan beban atau laba dan rugi bersih
yang di hasilkan dalam suatu periode waktu tertentu), laporan ekuitas pemilik
(mencatat perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik dalam suatu periode
waktu tertentu), neraca (melaporkan asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada
tanggal tertentu), dan laporan arus kas (merangkum segala informasi mengenai
arus kas masuk dan keluar dalam suatu periode waktu tertentu).
2) Aspek
Epistemology Dalam Ilmu Akuntansi
Dalam aspek epistemology ilmu
akuntasi menggunakan berbagai matode sesuai kebutuhannya. Contohnya matode
induktif digunakan pada saat pengambilan keputusan dengan melihat laporan
tersebut, pihak berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil.
Matode positivism digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan harus
menggunakan data yang ada atau yang te;ah di ketahui degas bukti yang akurat
berupa nota, dll.
Perbedaan antara pembukuan dan
akuntansi yaitu proses akuntansi memasukkan fungsi fungsi pembukuan sedangkan
pembukuan hanya melibatkan pencatatan peristiwa ekonomi. Jadi pembukuan
merupakan bagian dari proses akuntansi.
Akuntansi di bagi menjadi akuntansi
keuangan (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian
bagi investor, kreditor dan pengguna eksternal lainnya) dan akuntansi
managerial (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan
perekonomian bagi para manajer dan pengguna internal lainnya)
Hal
hal yang di perhatikan dalam menganalisi sebuah transaksi, adalah
·
Setiap transaksi dianalisis
berdasarkan pengaruhnya pada 3 komponen (asset, kewajiban dan ekuitas pemilik)
dalam persamaan akuntansi dasar dan jenis jenis hal spesifik dalam setiap
komponen.
·
Dua sisi persamaan harus selalu sama
atau seimbang, yaitu sisi asset dan sisi kewajiban di tambah ekuitas pemilik.
·
Penyebab terjadinya setiap perubahan
dalam klaim pemilik atas asset di tunjukkan dalam ekuitas pemilik.
Persamaan akuntansi dasar adalah asset =
kewajiban + ekuitas pemilik.
3) Aspek
Axiology Dalam Ilmu Akuntansi
Dalam ilmu akuntansi, Hal yang
menjadi alasan etika menjadi salah satu konsep bisnis yang mendasar, yaitu
karena Etika adalah standar perilaku yang menjadi penilaian benar atau salahnya
suatu tindakan. Sehingga tiap individu dapat melakukan aktivitasnya secara
efektif dan menghindari penyimpangan yang terjadi dalam suatu bisnis perusahaan
tersebut.
Pengguna data akuntansi yaitu
·
pengguna internal informasi
akuntansi, yaitu para manajer ( manajer pemasaran, supervisor produksi,
direktur keuangan, dan pejabat perusahaan ) yang merencanakan,
mengorganisasikan, dan mengelola bisnis. Mereka bertanggung jawab atas
ketersediaan kas untuk membayar tagihan, memprediksi biaya produksi untuk tiap
unit produksi, memperkirakan peluang terjadinya kenaikan gaji bagi karyawan
dalam satu tahun periode, dan menganalisis produk apa yang menguntungkan untuk
di produksi perusahaan tersebut. Laporan laporan keuangannya adalah laporan
perbandingan keuangan dari alternative operasional, proyeksi laba dari suatu
event penjualan perusahaan tersebut, prediksi kebutuhan kas untuk tahun periode
selanjutnya.
·
pengguna eksternal informasi
akuntansi, yaitu para investor ( pemilik perusahaan menggunakan informasi
akuntansi untuk membuat keputusan membeli, menahan atau menjual sahamnya ),
para kreditor ( pemasok atau banker menggunakan informasi akuntansi untuk
mengevaluasi resiko pemberian kredit atau pinjaman). Mereka bertanggung jawab
terhadap masalah berupa besarnya laba yang didapat oleh perusahaan tersebut,
membandingkan ukuran dan jumlah keuntungan degas pesaingnya, memperkirakan
kemampuan perusahaan dalam pelunasan utang utangnya saat jatuh tempo.
Manfaat akuntansi (hal yang relevan) dalam suatu
pekerjaan adalah sebagai
·
manajemen umum membutuhkan pemahaman
akan ilmu akuntansi untuk pengambilan keputusan bijak bagi perusahaannya.
·
Pemasaran membutuhkan pemahaman akan
ilmu akuntansi untuk memahami strategi yang menentukan keberhasilan tenaga
penjualan dan melakukan kuantifikasi terhadap biaya dan keuntungan.
·
Akuntan public melibatkan
pengauditan untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan dan menyaktakan opini
mengenai kewajaran penyajian suatu laporan keuangan.
·
Perpajakan (otoritas perpajakkan,
akuntan pajak) melakukan perencanaan pajak perusahaan dan pemberian saran
perpajakkan, membuat surat setoran pajak, dan mewakili klien ketika bertemu
pegawai di kantor pajak.
·
Konsultasi manajemen melakukan
pembuatan system akuntansi dasar untuk membantu perushaan dalam mengambil
keputusan.
·
Keuangan (banker, penganalisis
investasi, pialang saham) membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk nmemeriksa
dan menganalisis laporan laporan keuangan.
·
Real estat (makelar/ penjual
properti) membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk memahami angka angka
terkait dan masalah berupa apakah pembeli dapat melakukan pembayaran ke bank?,
apakah arus kas suatu property industry dapat di benarkan harga pembeliannya?,
dan apakah manfaat pajak bagi pembeli?.
·
Kelompok lain yang menggunakan
informasi akuntansi adalah badan badan pembuat peraturan, pelanggan, serikat
pekerja, dan perencana perekonomian.
·
Akuntan swasta meliputi akuntan umum
(mencatat transaksi setiap hari dan membuat laporan keuangan/ informasi lain
yang berkaitan), akuntan biaya (menentukan biaya dalam memproduksi suatu produk
tertentu), penganggaran (menguantifikasi sasaran pendapatan, harga pokok
penjualan, dan beban operasi), system informasi akuntansi (merancang system
pemrosesan data secara manual atau komputerisasi), audit internal (meninjau
operasi perusahaan agar sesuai degas kebijakkan manajemen dan mengevaluasi
efisiensi operasi).
·
Akuntan nirlaba membutuhkan
pelaporan dan pengendalian keuangan yang baik agar dapat menyinambungkan
dukungan yang akan diberi.
3.
Akuntansi dalam Islam
Akuntansi
secara harafiah yaitu berasal dari bahasa inggris (accounting) artinya laporan.
Jadi ilmu akuntansi adalah ilmu yang mempelajari tentang laporan keuangan.
Akuntansi adalah suatu system informasi yang mengidentifikasi (memilih
aktivitas ekonomi yang relevan bagi organisasi tertentu), mencatat (pembuatan
jurnal peristiwa secara sistematis dan kronologis), dan mengomunikasikan
(menyampaikan keadaan keuangan perusahaan tersebut berupa laporan laporan
keuangan akuntansi yang berstandarisasi) peristiwa ekonomi (pembayaran atau
penerimaan yang mempengaruhi langsung pada kas) dari suatu organisasi kepada
pengguna yang berkepentingan.
Transaksi
adalah peristiwa ekonomi dari suatu perusahaan yang catat dalam sebuah
pembukuan. Transaksi akuntansi meliputi transaksi eksternal (terjadi antara
perusahaan dan pihak pihak di luar perusahaan) dan transaksi internal (terjadi
hanya didalam perusahaan tersebut).
Asal Mula
Akuntansi; Akuntansi merupakan hasil karya Luca Pacioli (ahli matematika italia
pada jaman Renaisans). Dalam bukunya berjudul Summa de Arithmetica,
Geometria, Proportioneet Proportionalite; tahun 1494, berisi tentang
system yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi
telah dicatat secara efisien dan akurat.
Salah
seorang penulis Barat mengungkapkan bahwa dengan runtuhnya Uni Soviet bersama ideologi
Leninisme Komunisme, ideologi yang tinggal hanya kapitalisme dan Islam memiliki
tingkat compatibility yang sangat
dekat dengan islam. Di dalam buku Akuntansi
Pengawasan dan Manajemen Dalam Perspektif Islam (Harahap, 1992), disimpulkan
bahwa berdasarkan berbegai penelitian yang dilakukan di Barat, ternyata
konsepsi Islam yang diturunkan kepada manusia oleh Allah SWT. Melalui
Rasulullah Saw, ternyata merupakan suatu sistem way of life yang utuh, sesuai dan tidak bertentangan dengan ilmu
pengetahuan serta fenomena alam yang ada. Kenyataan ini dapat dilihat dari
berbagai sudut dan disiplin ilmu seperti ilmu alam, astrologi, sosiologi,
medical, psikologi, ekonomi, dan juga akuntansi. Dalam bab ini akan di bahas
bagaimana konsep Islam pada akuntansi.
Penelitian
dan penulisan yang mengkaji akuntansi dalam Islam sudah mulai merebuk, baik di Barat maupun
ditanah air sendiri. Literatur yang membahas topik ini di tanah air dapat
dilihat dalam buku Akuntansi Pengawasan
dan Manajemen dalam perspektif Islam (Harahap, 1992), Akuntansi Islam (Harahap, 1999), Organisasi dan Akuntansi Syariah (Triwiyono, 2000) dan sebagainya.
Pembahasan Akuntansi dalam Islam ini tidak mengada-ada dan tidak bersifat apologia, tetapi benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan sumber referensinya yang sah. Akuntansi
dalam Islam dapat kita lihat melalui pedoman suci umat islam, Alquran dan
sebagai berikut:
Dalam
Alquran surat Al-Baqarah ayat 282 merupakan ayat terpanjang dalam Alquran
adalah sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah seorang
penulis diantara kamu menuiskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulis
itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun dari pada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah
akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah wakilnya mengimlakkan dengan jujur dan persaksianlah dengan dua orang
saksi dari orang laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-laki
maka bolehlah seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu
ridhoi, supaya jika seorang lupa seorang lagi mengingatkannya.Janganlah saksi
itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu
menuliskan uang itu, baik kecil maupun besar sampai waktu membayarnya. Yang
demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguan. ( Tulislah muamalahmu itu)
kecuali jika muamalahmu itu perdagangan tuani yang kamu jalankan di antara
kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan
persaksikanlah kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian itu maka sesungguhnya hal itu
adalah kefaksian pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah mengajarmu dan Allah
maha mengetahui segala sesuatu”.
Kemudian,
dalam catatan kakinya, “muamalah” diartikan seperti kegiatan berjual beli,
berutang piutang, sewa menyewa, dan sebagainya. Berutang piutang tentu
mempunyai pengertian yang luas dalam bisnis. Pendirian perusahaan oleh pemilik
modal menyangkut utang piutang ( atau
agency relationship). Hubungan transaksi dagang maupun bentuk bisnis
lainnya selalu mempunyai konteks utang piutang, pinjam kepada lembaga keuangan
mempunyai hubungan utang-piutang. Oleh karena itu, setiap lembaga perusahaan
sarat dengan kegiatan muamalah sebagaimana dimaksudkan ayat 282 tadi. Dengan demikian,dapat
di pastikan bahwa pemeliharaan akutansi wajib hukum nya dalam suatu perusahaan
bahkan juga pribadi.
Dalam
islam selalu ditekankan janagan melakukan kecurangan dan menimbulkan kecurangan
dan menimbulkan kerugian kepada pihak lain. Ketentuan ini harus di tegakkan
dengan cara apapun. Harus ada sistem yang dapat menjaga agar semua hak-hak stakeholders termasuk sosil dan
pemerintah di jaga dan jangan sampai ada yang di rugikan dalam kontrak kerja
sama apakah dalam bidang jual beli, mudharabah, atau musyarakah.
Sejak
munculnya peradaban islam sejak Nabi Muhammad SAW, telah ada perintah untuk
melakukan sistem pencatatan yang tekanannya adalah untuk tujuan kebenaran,
kepastian, keterbukaan, keadilan antara dua pihak yang mempunyai hubungan
muamalah tadi. Dengan perkatan lain, dapat kita sebutkan bahwa islam
mengharuskan pencatatan untuk tujuan keadilan dan kebenaran.sementara itu,
pencatatan untuk tuuan lain seperti data
untuk penganbilan keputusan tidak di haruskan. Akan tetapi, menurut Buya Hamka
justru karena sesuai syara’, mungkin ketidak wajiban ini disebabkan hal ini
sudah merupakan urusan yang sifatnya tidak perlu diatur oleh suatu kitab suci.
Dan mengenai hal ini Rasullah mengatakan,”kamu lebih tau urusan duniamu.”
Urusan dunia (dalam tanda kutip) yang di serahkan bulat-bulat kepada manusia
merupakan bukti kebebasan berpikir sekaligus membuktikan “kedinamisan” islam,
dan menjaga agar Alquran tetap up to date dan tidak pernah ketinggalan karena
perubahan dan kemajuan cara berpikir. Tekanan islam dalam kewajiban melakukan
pencatatan sebagai berikut :
1. Menjadi bukti dilakukannya transaksi
(muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan perseolan
selanjutnya.
2. Menjaga agar tidak terjadi manipulasi
atau penipuan, baik dalam transaksi maupun hasil dari transksi itu (laba).
Bagaimana menurut akuntansi ? Dalam akuntansi tujuan pencatatan adalah :
§ Pertanggung jawaban (accountability) atau sebagai bukti
transaksi
§ Penentuan pendapatan (income determination)
§ Imformasi yang digunakan dalam proses
pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Akuntansi
juga merupakan upaya untuk menjaga terciptanya keadilan dalam masyarakat karena
akuntansi memelihara catatan sebagai accountability
dan menjamin akurasinya. Pentingnya kedilan ini dapat dilihat dari Alquran
surat Al-Hadid ayat 24 sebagai berikut.
“Sesungguhnya
kami telah memutuskan rasul-rasul kami dengan membawa bukti yang nyata dan
telah kami turunkan bersama mereka alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan.
Dalam
alquran surat Al-syura’ ayat 182-183 berbunyi sebagai berikut:
“sempurnakanlah
takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. Dan timbanglah
dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-hak
nya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Pengunaan sistem akuntansi jelas merupakan
manifestasi dari pelaksanaan perintah itu karena sistem akuntansi dapat menjaga
agar aset yan dikelola terjaga accontability
–nya sehingga tidak ada yang dirugikan ,jujur,adil, dank kepada yang berhak
akan diberikan seseuai haknya. Upaya untuk mencapai keadilan, baik dalam
pelaksanaan utang-piutang maupun dalam hubungan kerja sama sebagai pihak
seperti dalam persekutuan. Musyarakah,
mudarabah memerlukan sarana pencatatan yang menjaga agar satusama lain tidak
dirugikan sebagai mana spirit ayat diatas.
4. Beberapa Pemikiran Teori dan Konsep
Akuntansi Islam
Gambling
dan Karim (Harahap, 1992) menarik hipotetis karena islam memiliki syariah yang
dipatuhi semua umatnya, wajarlah bahwa masyarakatnya memiliki lembaga keuangan
dan akuntansinya yang di serahkan melalui pembuktian sendiri sesuai landasan
agama. Mereka merumuskan tiga model antara lain Colonial Model yang menyebutkan jika masyarakatnya islam, mestinya
pemerintahnya akan menerapkan syariat islam dan mestinya teori akuntansinya pun
akan bersifat teori akuntan islam. Mereka juga menekankan bahwa sesuai
sifatnya, mestinya islam harus memiliki akuntansi karena pentingnya penekanan
pada aspek sosial dan perlunya penerapan sistem zakat dan baitul mal.
Akuntansi
islam merupakan konsep, sistem, dan teknik akuntansi yang membantu suatu
lembaga atau organisasi untuk menjaga agar tujuan, fungsi dan operasionalnya
berjalan sesuai dengan ketentuan syariah, dapat menjaga hal-hal stakeholders yang ada di dalamnya, dan
mendorong menjadi lembaga yang dapat mencapai kesejahteraan hakiki dunia dan
akhirat.
DR.Scott
(Harahap,1993,1995) adalah seorang penulis yang banyak memperhatikan masalah
etika dan moral dalam melahirkan teori akuntansi. Ia selalu menggunakan
kriteria keadilan dan kebenaran dalam merumuskan setiap teori akuntansi, model
ini disebut Ethical Theory of Accounting.
Menurut beliau dalam penyajian laporan keuangan, akuntan harus memerhatikan
semua pihak dalam memperlakukannya secara adil dan benar. Dan memberikan data
yang akurat jangan menimbulkan salah tafsir dan jangan pula bias.
Dalam
buku yang sama Harahap (1991) mengemukakan bahwa akuntansi islam itu pasti ada.
Ia menggunakan metode perbandingan antara konsep syariat islam yang relevan
dengan akuntansi dengan konsep dan ciri akuntansi kontemporer (dalam nuansa
komprehensif) itu sendiri, sehingga ia menimbulkan bahwa nilai-nilai islam ada
dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalat islam.
Menurutnya keduanya mengacu pada kebenaran kendatipun kadar kualitas dan
dimensi dan bobot pertanggung jawabnya bisa berbeda. Dan juga penekanan pada
aspek tanggung jawab dan aspek pengambilan keputusan berbeda .
Shari
Hamid, Russel Caring, dan Frank Clarke (1993) dalam artikel mereka yang
berjudul religion: A Confounding Cultural
Element in the International Harmonization of Acounting mengemukakan dua
hal berikut.
1. Islam sebagai agama yang memiliki
aturan-aturan khusus dalam sistem ekonomi keuangan (misalnya free interenst banking system) pasti
memerlukan teori akuntansi yang khusus pula yang dapat mengakomodasi ketentuan
syariah itu.
2. Kalau dalam berbagai studi di simpulkan
bahwa aspek budaya yang bersifat local (national
boundaries) sangat banyak mempengaruhi perkembangan akuntansi, islam sebagai agama yang melampaui batas negara
tidak boleh diabaikan. Islam dapat memdorong internasionalisasi dan harmonisasi
akuntansi.
Dalam artikel tersebut di kemukakan bahwa etika dan
perilaku bisnis di dasarkan pada tradisi dan filosofi barat. Ada penulis yang
mengangap bahwa tradisi ini dipengaruhi etika yahudi dan kristiani, ada yang
mengangap dipengaruhi oleh etika protestan, ada yang menganggap hanya tradisi
Barat. Prilaku bisnis melahirkan prinsip dan teknik akuntansi. Kalau konsep
dasar bisnis berbeda, mestinya prinsip dan konsep dasar akuntansinya juga
berbeda. Menurut penulis banyak konsep bisnis barat yang tidak sesuai dengan
syariat islam sehingga konsep dan praktik akuntansinya juga ada tidak ada
sesuai dengan islam. Artinya akuntansi bedasarkan islam harus ada.
Toshikabu Hayashi (1989) dalam tesisnya yang
berjudul: On Islamic Accounting
membahas dan mengakui keberadaan akuntansi Islam. Dalam tulisannya yang berasal
dari tesis nya mengambil S2, beliau mengisahkan akuntansi barat dan dinilainya
memiliki sifat yang dibuat sendiri dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme.
Sifat-sifat akuntansi barat menurut dia kehilangan arah bila dihubungkan dengan
aspek etika dan sosial dan bebas nilai. Sementara itu, trennya harus bernuansa
sosial sebagaimana yang dimili akuntansi islam dan diakui oleh Gambling dan
Karim. Konsep akintansi yang harus dipatuhinya itu, yaitu hukum syariah yang
berasal dari tuhan yang bukan ciptaan manusia. (Harahap 1997)
Menurut beliau akuntansi islam sesuai dengan
kecenderungan manusia yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan
tanggung jawab sosial. Dalam tulisannya, Hayashi menjelaskan bahwa konsep
auntansi sudah ada dalam sejarah islam yang sangat berbeda dari kosep
konvensional sekarang. Dia menunjukan istilah muhtasib sebagai seseorang yang
diberikan kekuasaan besar dalam masyarakat untuk memastikan setiap tindakan
ekonomi sesuai syariah. Ia menerjemahkan akuntansi sebagai muhasabah. Bahkan
beliau menjelaskan bahwa dalam kosep islam ada pertanggung jawaban di akhirat,
dimana setap orang akan mempertanggung jawabkan tindakannya dihadapan tuhan
nanti.
Menurut Muhammad Akram Khan (Harahap, 1992)
merumuskan sifat akuntansi islam sebagai berikut:
1. Penentuan Laba Rugi yang Tepat
Walaupun penentuan laba rugi agak bersifat subjektif
dan bergantung nilai, kehati-hatian harus dilaksanakan agar tercapai hasil yang
bijaksana (dalam islam sesuai dengan syariah) dan konsisten sehingga dapat
menjamin bahwa kepentingan semua pihak pemakai laporan keuangan dilindungi.
2. Mempromosikan dan Menilai Efisiensi
Kepemimpinan
System akuntansi harus mampu memberikan standar
berdasarkan hukum sejarah untuk menjamin bahwa manajmen mengikuti
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik.
3. Ketaatan kepada Hukum Syariah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh unit ekonomi
harus dinilai halal haramnya. Factor ekonomi tidak harus menjadi alas an
tunggal untuk berlanjut tidaknya suatu organisasi.
4. Keterikatan pada Keadilan
Karena tujuan utama dalam syariah adalah penerapan
keadilan dalam masyarakat seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan
(selanjutnya mencegah) setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk
menambah ketidakadilan dalam masyarakat.
5. Melaporkan dengan Baik
Telah disepakati bahwa peranan perusahaan dianggap
dari pandangan yang lebih luas (pada dasarnya bertanggung jawab pada masyarakat
secara keseluruhan). Nilai social ekonomi dari ekonomi islam harus diikuti dan
dianjurkan. Informasi akuntansi harus berada dalam posisi yang terbaik dalam
melaporkan hal ini.
6. Perubahan dalam Praktik Akuntansi
Peranan
akuntansi yang demikia luas dalam kerangka islam memerlukan perubahan yang
sesuai dan cepat dalam praktik akuntansi sekarang. Akuntansi harus mampu
bekerja sama untuk menyususn saran-saran yang tepat untuk mengikuti perubahan
ini.
4.
Akuntansi Syariah vs Akuntansi Kapitalis
Dari
sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu yang mencoba mengkonversi bukti
dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai
transaksi dan dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti
aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Kaidah Akuntansi dalam konsep
Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku
dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan
dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam
pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi
pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Menurut
Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”,
Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum
kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi
Islam ada konsep Akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang
berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia dan Akuntansi Islam sesuai dengan
kecenderungan manusia yaitu hanief yang menuntut agar perusahaan juga memiliki
etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat,
dimana setiap orang akan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Allah
SWT.
Dasar
hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma
(kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf
(adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi
dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah
Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan
norma-norma masyarakat Islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi
sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
Persamaan
kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan
dengan prinsip unit ekonomi;
2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan
prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan
pencatatan bertanggal;
4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan
prinsip penentuan barang;
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan
prinsip perbandingan income dengan cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan
kesinambungan perusahaan;
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan
penjelasan atau pemberitahuan.
Sedangkan
perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi
Islam, antara lain terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1. Para ahli akuntansi modern berbeda
pendapat dalam cara menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal pokok,
dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum
ditentukan. Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan
nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi
kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang
kontinuitas;
2. Modal dalam konsep Akuntansi
Konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan
modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam
barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa
barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang
dagang;
3. Dalam konsep Islam, mata uang seperti
emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari
segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan
nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;
4. Konsep konvensional mempraktekan teori
pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan,
serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam
sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan
berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan
bahaya dan resiko;
5. Konsep konvensional menerapkan prinsip
laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang
dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari
aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang
berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang
haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat
yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak
boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6. Konsep konvensional menerapkan prinsip
bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam
memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan
pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan
tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak
boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
Komponen
laporan keuangan entitas Syariah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat,
laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana
qardh dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan komponen laporan keuangan
konvensional tidak menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat, laporan
sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana
qardh.
5.
Akuntansi Islam: state of the Art
1. Islam dan Persepsi Masyarakat
Islam
dapat dijelaskan dalam berbagai sudut pandang. Ia sebagai agama, sistem nilai,
ilmu, tata cara ritual, dan sistem kehidupan (way of life). Dalam konteks ini kita akan menggunakan istilah islam
sebagai tatacara kehidupan.
Pernyataan di lapangan persepsi
terhadap islam menurut pengamatan islam menurut pengamatan penulis masih banyak
yang keliru, maasi melihat islam sebagai suatu unit dari budaya atau meruapakan
subsistem sosial. Kami memahami kesalahan pesepsi ini karena kebanyakan
pemikiran yang terpakri dalam literatur yang menilai islam sama dengan cara
menilai agama samawi sebelumnya.
1. Akuntansi
Apa
kaitan ini dengan akuntansi? Jawabannya adalah pengetahuan terhadap islam ini
mutlak perlu untuk melihat akuntansi dalam perspektif islam. Perlu diketahui
bahwa akuntansi yang kita kenal sekarang ini diklaim berkembang dari peradaban
Barat (sejak pacioli). Perkembangan akuntansi sebagai domainnya Arithmatic quality sangat ditompang oleh
ilmu lain khususnya Arithmatic, Algebra,
mathematics, algorithm. Ilmu ini dahulu berkembang sebelum perkembangan bahasa ilmu
yang perting ini ternyata di kembangkan oleh filosof islam yang di kenal Abu
Yusof Ya’kub dan Ishaq Al-kindi ia lahir tahun 801 M. Juga Al-karki (1020) dan
Alkharizm yang merupakan asal kata dari Algoritm, Algebra juga bersal dari kata
arab : Al-jabr.
2. Akuntansi sekarang dan Sejarahnya
Akuntansi
yang dikenal sekarang secara historis literature yang ada menyatakan bahwa
akuntansi itu lahir dari tanganseorang pendeta Italia yang bernama Lucas
Pacioli. Ia, di samping sebagai pendeta adalah ahli matematika. Dalam buku yang
ditulisnya yang terbit pada tahun 1494 dengan judul : Summa de arithmatica geometriaet proportionalita, memuat suatu bab
mengenai double entry accounting system. Menurut penulis Barat asal mula
akuntansi yang sekarang adalah dari buku Pacioli ini.
Namun,
belakangan setelah dilakukan berbagai penelitian sejarah dan arkeologi ternyata
banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah dikenal
akuntansi. Perlu diingat bahwa matematika dan sistem angka sudah dikenal Islam
sejak abad ke-9 M. Ini bererti bahwa ilmu matematika yang ditulis Pacioli pada
tuhun 1491 bukan hal yang baru lagi karena sudah dikenal Islam 600 tahun
sebelumnya.
Akuntansi
pada masa kelahiran feodalisme di Eropa mulai berkembang dan saling menompang
dengan perkembangan ekonomi kapitalis. Akuntansi melakukan kegiatan pencatatan
dan pemberian informasi bagi investor atau capitalis
sehngga ia dapat memilih alternative yang paling menguntungkan baginya. Dengan
akuntansi investor dapat mengawasi asset perusahaannya dan dapat mengembangkan
modalnya sehingga semakin besar dan meluas. Perkembangan ekonomi di Eropa
menyebabkan para investor sampai menjelajah ke USA dan akhirnya belahan bumi
ini menjadi daerah tumbuh suburnya ilmu akuntansi sampai sekarang.
3. Konsep Akuntansi Islam
Akuntansi
sebenarnya merupakan domain muamalah dalam kajian Islam, artinya diserahkan
pada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya. Namun, karena
pentingnya permasalahan ini maka Allah Swt, bahkan memberikannya tempat dalam
kitab suci Alquran surat Al-Baqarah ayat 282. Penempatan ayat ini juga unik dan
relevan dengan sifat akuntansi itu. Ia ditempatkan dalam surat Sapi Betina sebagai lambing komoditi ekonomi.
Ia ditempatkan dalam surat ke-2 yang dapat dianalogikan dengan double entry, ditempatkan di ayat 282 yang
mengambarkan angka keseimbangan atau Neraca. Bahkan juga bisa dikaji relevansi
ayat berikut dalam konteks double entry
atau sifat berpasangan :
Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan
supaya kamu mengingat kebesaran Allah (Al-Dzariyat: 49)
Dan
juga surat Yasin ayat 36:
Maha suci Tuhan yang telah menciptakan
pasang-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
Inilah
beberapa kemungkinan yang kebenarannya hanya Allah yang mengetahui, Wallahu’alam bishawab.
Bahkan
jika dikaji sitem jagad dan manajemen alam ini ternyata peran atau fugsi
akuntansi sangat besar. Allah memiliki akuntan malaikat yang sangat canggih,
yaitu Rakid dan Atid, malaikat yang menuliskan/menjurnal transaksi yang
dilakukan manusia, yang menghasilkan buku/neraca yang anti akan dilaporkan
kepada kita (owner ) di akhirat,
dalam surat Al-infithar (28) ayat 10-12 sebai berikut:
Padahal sesungguhnya pada kamu ada malaikat yang
memonitor pekerjaanmu (10). Yang mulia disisi Allah dan yang mencatat
pekerjaanmu itu (11). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan (12).
Laporan
ini didukung bukti (evidence) dimana
satu pun tidak aka nada transaksi yang dilupakan kendatipun sebesar zarrah
seperti dilihat dari surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberas
zarrah pun niscahya dia akan melihatnya (7). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan
sebesar zarrah pun dia akan melihatnya (8).
Karena
akuntansi ini sifatnya urusan muamalah maka pengembangannya diserahkan pada
kebijaksanaan manusia. Alquran dan sunnah hanya membekalinya dengan beberapa
sistem nilai seperti landasan etika, moral, kebenaran, keadilan, kejujuran,
terpercaya, bertanggung jawab, dan sebagainya.
Dalam
Alquran surat Albaqarah kita lihat bahwa tekanan Islam dalam kewajiban
melakukan pencatatan adalah :
1. Menjadi bukti dilakukannya transaksi
(muamalah yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan
selanjutnya;
2. Menjaga agar tidak terjadi manipulasi,
atau penipuan baik dalam transaksi maupun hasil dari transaksi itu (laba).
Penekanan
ini didukung lagi oleh ratusan ayat yang dapat dijadikan sumber moral akuntansi
seperti kewajiban bertakwa, berlaku adil, jujur, menyatakan yang benar, memilih
yang terbaik, berguna, menghindari yang haram, jangan boros, jangan merusak,
dan jagan menipu. Istrumen kualitas ini sebenarnya sudah cukup sebagai landasan
teoritas dari akuntansi Islam. Sementara itu, yang sifatnya teknis di serahkan
sepenuhnya kepada umatnya untuk merumuskannya sesuai kebutuha.
6.
Prinsip-prinsip Akuntansi dan Nilai Islam
Akuntansi
yang kita maksudkan di sini adalah Comprehensive
Accounting yang hakikatnya adalah sistem informasi, penentuan laba,
pencatatan transaksi yang sekaligus pertanggung jawaban (Accountability). Akuntansi memiliki perangkat atau konsepnya
sendiri. Ia lahir dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Islam sebagaimana
disinggung di muka adalah tata nilai dan memilki sifat-sifat yang harus
ditegakkan seperti keadilan, kejujuran, pertanggung jawaban, dan kesejahteraan
yang merupakan ketentuan Ilahi. Antara akuntansi dan tata nilai Islam memiliki
simbiosis dan saling mendukung dna berkaitan erat dan mempunyai tujuan dan arah
yang relative sama.
7.
Kegunaan Mempelajari Akuntansi Islam
Akuntansi
Islam adalah merupakan disiplin ilmu bukan masalah keyakinan atau masalah tata
cara ibadah ritual sebagaimana sering diduga banyak orang. Akuntansi islam
adalah salah satu ilmu, disiplin ilmu, dan sistem akuntansi sebagaimana sistem
Akuntansi Kapitalis. Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan
dalam ekonomi yang semakin global ini. Hal ini misalnya didorong oleh :
1. Munculnya kesadaran orang membayar zakat
baik zakat pribadi maupun zakat perusahaan.
2. Munculnya berbagai yayasan atau
organisasi Islam yang memerlukannya.
3. Semakin banyaknya lembaga bisnis yang
menerapkan syariat Islam akan memerlukan Akuntansi Islam di tenaga yang menguasainya.
Keberadaan lembaga ini tentu membuka
peluang untuk masyarakat luas bekerja sama dengan lembaga ini. Misalnya jika
ada bank yang dijalankan secara syariah seperti Bank Muamalat maka bank lain
atau perusahaan lain yang ingin meminjam atau ingin kerja sama, join financing, pinjaman atau sindikasi
maka mau tidak mau perlu mengetahui sistem akuntansi lembaga yang ingin bekerja
sama ini.
4. Demikian juga skala Internasional,
sesuai dengan pendapat Mueller, semakin banyak negara yang akan menerapkan
modal akuntansi Islam ini.
KESIMPULAN
Filsafat
meninjau ilmu akuntansi sebagai ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk
keperluan sebuah pekerjaan dalam hal membuat laporan keuangan dan
penganalisisan sebuah data transaksi. Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang
memiliki matode dalam pembuatan sebuah laporan, antara lain laporan laba rugi,
laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas. Data dalam akuntansi
merupakan data yang kongkrit dan memiliki bukti pembayaran atau penerimaan yang
mempengaruhi sebuah laporan keuangan dalam perusahaan tersebut.
Akuntansi
Islam adalah merupakan disiplin ilmu bukan masalah keyakinan atau masalah tata
cara ibadah ritual sebagaimana sering diduga banyak orang. Akuntansi islam
adalah salah satu ilmu, disiplin ilmu, dan sistem akuntansi sebagaimana sistem
Akuntansi Kapitalis. Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan
dalam ekonomi yang semakin global ini.
Ada
persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada
hal-hal sebagai berikut: Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit
ekonomi, Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan, Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
Sedikit
penafsiran tentang makna balance dalam akuntansi yang bisa diaplikasikan dalam
sebuah kehidupan. Terkadang memang sulit memahami jalan yang dikehendaki Tuhan,
istiqomah dalam mempererat hubungan dengan Tuhan. Tuhan akan selalu memberrikan
jalan yang terbaik untuk hambaNya yang baik. Jalan yang bengkok pung akan
selalu terlihat lurus ketika mulai mengerti maksud Tuhan.
“Berani Menyeimbangkan Hidup“, karena “Hidup perlu seimbang“,
seimbang antara dunia dan akhirat, antara lahir dan batin, antara diri kita dan
orang lain, antara manerima dan memberi dan sebagainya, ”Tanpa
keseimbangan sama dengan Kehancuran”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar