Senin, 27 Februari 2017

FILSAFAT AKUNTANSI DAN AKUNTANSI ISLAM

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sepanjang sejarah manuusia, berbagai persoalan duniawi telah banyak menyita energi setiap orang, baik seorang ilmuan, filsuf, dan sebagainya, persoalan diantaranya adalah tentang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat menuntun manusia dari peradaban yang masih primitif menuju keperadaban yang lebih modern seperti saat ini. Hal ini dibuuktikan bahwa pada zaman dahulu manusia belum mampu membedakan antara ilmu dengan pengetahuan.
Dimana pada zaman itu, apa yang diketahui oleh manusia dianggap bahwa itu adalah sebuah ilmu, atau dengan kata lain manusia saat itu tidak mampu membedaka antara pengetahuan dengan ilmu, semuanya menyatu dalam kesatuan yang batasan batasannya kabur dan menggambang. Kondisi di atas, mengalami perubahan secara fundamental pada saat petengahan abad ke 17 dengan muuncul dan berkembangnya abad penalaran(theage of reason) dengan berkembangnya abad penalaran maka konsep dasar berubah dari kesamaan kepada perbedaan. Mulailah terdapat pembedaan jelas antara berbagai pengetahuan, yang mengakibatkan timbuulnya spesialisasi pekerjaan dan konsekuuensinya mengubah sturuktur kemasyarakatan. Pohon pengetahuan mulai di beda bedakan paling tidak berdasarkan apa yang paling diketahui. Bagaimana cara mengetahui dan untuk apa pengetahuuan itu dipergunakan  (jujun S. Surya sumatri, 2002 : 102) sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, banyak aliran-aliran filsafat yang bermunculan. Salah satunya adalah aliran rasionalisme, dimana aliran ini mendasarkan pengembangan pengetahuuan pada aspek pemikiran yang bersifat materil atau rasional dalam arti bahwa objek dapat dilihat dan dibukukan secara empiris yang dibatasi oleh akal. Dimana para tokoh rasionalisme ini adalah Auguste Counte dan lain-lain.
Menurut Luca Pacioli  (1445 - 1517) akuntansi di definisikan sebagai seni yang berdasarkan pada logika matematik yang sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double – entry bookkeeping) sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495. Luca Pacioli dikenal juga sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di venice. Buku berbahasa inggris pertama yang dipublikasikan di London oleh Goerge atau Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataannya, “I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatis, then taugh arithmatics, and this booke in saint Ollaves parish in parish in Makro Lane. ”John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan system sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing master and Accountant in Foster Lane, London Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiliki Chartered Accountant di abad ke 19.
Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menompangnya (antara lain akuntansi) baru kajian Ekonomi Islam dan Akuntansi Islam yang lebih terdepan dalam pengkajian ilmiahnya. Akuntansi berkembang karena penerapan sistem ekonomi islam khususnya dalam dunia bisnis, misalnya keuangan, perbankan, asuransi, dan perusahaan lainnya. Lebih 250 lembaga bisnis di tingkat internasional telah menerapkan sistem syariah ini dalam mengoperasionalkan bisnisnya. Mueller dan Belkaoui menyebut Akuntansi Islam ini sebagai emerging model dengan bisnis religious relati vism yang didasarkan pada hukum syariah. Akuntansi Islam bukan mengenai agama (fiqih), ia sejajar dengan ilmu akuntansi kapitalis.Kalau Akuntansi kapitalis dibangun atas dasar filsafat materialisme/sekularisme hasil pemikiran manusia tanpa campur tangan Allah, Akuntansi Islam dibangun di atas dasar pemikiran manusia yang mengindahkan hukum-hukum Allah. Bab ini akan mencoba memberikan gambaran sepintas tentang apa akuntansi Islam itu.

Rumusan masalah
1.      Filsafat menurut beberapa ahli?
2.      Bagaimana filsafat akuntansi?
3.      Apa itu akuntansi dalam Islam?
4.      Apa perbedaan Akuntansi Syariah vs Akuntansi Kapitalis?
5.      Apa itu Akuntansi Islam?
6.      Apa saja prinsip-prinsip Akuntansi dan Nilai Islam?
7.      Apa Kegunaan Mempelajari Akuntansi Islam?
Tujuan
1.      Untuk mengetahui filsafat ilmu akuntansi menurut beberapa ahli.
2.      Untuk mengetahui bagaimana filsafat akuntansi itu.
3.      Untuk mengetahui Akuntansi dalam Islam
4.      Untuk mengetahui perbedaan Akuntansi Syariah vs Akuntansi Kapitalis
5.      Untuk mengetahui Akuntansi Islam
6.      Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Akuntansi dan Nilai Islam
7.      Untuk mengetahui Kegunaan Mempelajari Akuntansi Islam

PEMBAHASAN

1.      Filsafat Menurut para ahli

Untuk memahami arti dari filosofi akuntansi, baiknya dulu kita mendefinisikan arti kata dari filosofi dan akuntansi. Dibawah ini beberapa filosofi dari beberapa ahli:

1.      Platto (428-348 SM): filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang semua yang ada.

2.      Aristoteles(384-322 SM): bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu

3.      Notonegoro: filsafat adalah menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlat. Yang tetap tidak berubah yang disebut hakikat.

4.      Prof. Mr. Muhammad yamin: filsafat adalah pemutusan pemikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.

5.      Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.

6.      Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)

7.      Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan.

Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
a.       Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologi)
b.      Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
c.       Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)


2.      Filsafat akuntansi

Ø  Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
a.      Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
b.      Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c.       Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
d.      Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
e.       Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.

Ø  Subtansi Filsafat Ilmu
tentang substansi Filsafat Ilmu, Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi.
     
Ø  Corak dan Ragam Filsafat Ilmu
Ismaun (2001:1) mengungkapkan beberapa corak ragam filsafat ilmu, diantaranya:
a.       Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
b.      Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E (conditions-Ends) menjadi means. Teknologi bukan lagi dilihat sebagai ends, melainkan sebagai kepanjangan ide manusia.
c.       Filsafat seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah satu tri-partit, yakni kebudayaan, produk domain kognitif dan produk alasan praktis.

Produk domain kognitif murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar, dan logis. Bila etik dimasukkan, maka perlu ditambah koheren dengan moral. Produk alasan praktis tampil memenuhi kriteria oprasional, efisien dan produktif. Bila etik dimasukkan perlu ditambah human.manusiawi, tidak mengeksploitasi orang lain, atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak merusak lingkungan.

Ø  Hubungan Antara Filsafat Dan Ilmu Akuntansi
Ilmu akuntansi merupakan pengabungan antara rasionalisme dan empirisme karena akuntansi merupakan ilmu yang menggunakan pemikiran untuk menganalisis data transaksi akuntansi dalam membuatan laporan keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan hal yang kongkrit dapat di respon oleh panca indera manusia. Ilmu akuntansi digunakan sesuai dengan keperluan dalam suatu profesi tertentu sebagai aspek dalam axiology atau bagaimana ilmu akuntansi tersebut digunakan. Dalam aspek epistemology ilmu akuntansi menjabarkan bagaimana langkah langkah atau proses dalam pembuatan suatu laporan keuangan dan bagaimana suatu transaksi saling mempengaruhi dalam suatu laporan keuangan. Dalam aspek ontology, ilmu akuntansi menjelaskan apa isi atau hal yang di telaah dalam ilmu akuntansi tersebut.
Ilmu akuntansi terikat pada kaidah atau kode etik ilmu tersebut. Ilmu akuntansi membahas tentang kuantifikasi dan frekuensi yang merupakan data transaksi laporan keuangan.
1)      Aspek Ontology Dalam Ilmu Akuntansi
Hal yang di telaah atau yang menjadi isi dari ilmu akuntansi sebagai salah satu aspek ontology dalam ilmu akuntansi adalah prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh asumsi dasar bagi proses akuntansi, prinsip akuntansi yang di jadikan standar universal, unsure dasar persamaan akuntansi dalam suatu laporan keuangan, dan jenis jenis laporan keuangan yang umum.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum dikembangkan oleh asumsi asumsi dasar bagi proses akuntansi yaitu
1.      Asumsi satuan uang (monetary unit assumption), menyaktakan bahwa hanya data transaksi yang dapat diungkapkan dalam satuan uang yang di masukan  kedalam catatan catatan akuntansi.
2.      Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption), menyaktakan bahwa aktivitas entitas dipisahkan dan dibedakan dari aktivitas aktivitas para pemiliknya dan entitas entitas ekonomi lainnya.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum menggunakan standar yang digunakan secara universal, yaitu GAAP (Generally Accepted Accounting Principles). Standar yang mengatur peristiwa peristiwa ekonomi dilaporkan.
Dalam persamaan dasar akuntansi, unsure dasar suatu bisnis adalah asset (sumber daya yang dimiliki ) dan kewajiban (klaim terhadap asset kepada kreditor/ utang yang harus dipenuhi), sedangkan klaim dari pemilik merupakan ekuitas pemilik. Sehingga jumlah asset harus sama dengan jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik. Persamaan akuntansi berlaku bagi seluruh entitas ekonomi tanpa melihat ukuran, sifat, dan bentuk organisasi bisnisnya.
Menghitung besarnya jumlah ekuitas pemilik, yaitu total asset dikurang total kewajiban. Peningkatan ekuitas pemilik merupakan akibat dari investasi pemilik dan hasil penjualan/pendapatan perusahaannya. Sedangkan penurunan ekuitas pemilik merupakan akibat dari penarikan oleh pemilik itu sendiri(prive) dan pengeluaran yang digunakan untuk pengoperasian bisnis. Sehingga laba bersih didapat jika pendapatan melebihi pengeluaran sedangkan rugi bersih didapat jika pengeluaran melebihi pendapatan.
Ekuitas dari persamaan akuntansi harus di jaga keseimbangannya. Karena setiap transaksi memiliki pengaruh ganda pada persamaan. Contoh kenaikan asset dapat berpengaruh pada penurunan asset lain, kenaikan kewajiban tertentu dan kenaikan ekuitas pemilik.
Laporan keuangan akuntansi, yaitu laporan laba rugi (menyajikan pendapatan dan beban atau laba dan rugi bersih yang di hasilkan dalam suatu periode waktu tertentu), laporan ekuitas pemilik (mencatat perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik dalam suatu periode  waktu tertentu), neraca (melaporkan asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu), dan laporan arus kas (merangkum segala informasi mengenai arus kas masuk dan keluar dalam suatu periode waktu tertentu).
2)      Aspek Epistemology Dalam Ilmu Akuntansi
Dalam aspek epistemology ilmu akuntasi menggunakan berbagai matode sesuai kebutuhannya. Contohnya matode induktif digunakan pada saat pengambilan keputusan dengan melihat laporan tersebut, pihak berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil. Matode positivism digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan harus menggunakan data yang ada atau yang te;ah di ketahui degas bukti yang akurat berupa nota, dll.
Perbedaan antara pembukuan dan akuntansi yaitu proses akuntansi memasukkan fungsi fungsi pembukuan sedangkan pembukuan hanya melibatkan pencatatan peristiwa ekonomi. Jadi pembukuan merupakan bagian dari proses akuntansi.
Akuntansi di bagi menjadi akuntansi keuangan (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian bagi investor, kreditor dan pengguna eksternal lainnya) dan akuntansi managerial (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian bagi para manajer dan pengguna internal lainnya)
 Hal hal yang di perhatikan dalam menganalisi sebuah transaksi, adalah
·         Setiap transaksi dianalisis berdasarkan pengaruhnya pada 3 komponen (asset, kewajiban dan ekuitas pemilik) dalam persamaan akuntansi dasar dan jenis jenis hal spesifik dalam setiap komponen.
·         Dua sisi persamaan harus selalu sama atau seimbang, yaitu sisi asset dan sisi kewajiban di tambah ekuitas pemilik.
·         Penyebab terjadinya setiap perubahan dalam klaim pemilik atas asset di tunjukkan dalam ekuitas pemilik.
Persamaan akuntansi dasar adalah asset = kewajiban + ekuitas pemilik.
3)      Aspek Axiology Dalam Ilmu Akuntansi
Dalam ilmu akuntansi, Hal yang menjadi alasan etika menjadi salah satu konsep bisnis yang mendasar, yaitu karena Etika adalah standar perilaku yang menjadi penilaian benar atau salahnya suatu tindakan. Sehingga tiap individu dapat melakukan aktivitasnya secara efektif dan menghindari penyimpangan yang terjadi dalam suatu bisnis perusahaan tersebut.
Pengguna data akuntansi yaitu
·         pengguna internal informasi akuntansi, yaitu para manajer ( manajer pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat perusahaan ) yang merencanakan, mengorganisasikan, dan mengelola bisnis. Mereka bertanggung jawab atas ketersediaan kas untuk membayar tagihan, memprediksi biaya produksi untuk tiap unit produksi, memperkirakan peluang terjadinya kenaikan gaji bagi karyawan dalam satu tahun periode, dan menganalisis produk apa yang menguntungkan untuk di produksi perusahaan tersebut. Laporan laporan keuangannya adalah laporan perbandingan keuangan dari alternative operasional, proyeksi laba dari suatu event penjualan perusahaan tersebut, prediksi kebutuhan kas untuk tahun periode selanjutnya.
·         pengguna eksternal informasi akuntansi, yaitu para investor ( pemilik perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk membuat keputusan membeli, menahan atau menjual sahamnya ), para kreditor ( pemasok atau banker menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi resiko pemberian kredit atau pinjaman). Mereka bertanggung jawab terhadap masalah berupa besarnya laba yang didapat oleh perusahaan tersebut, membandingkan ukuran dan jumlah keuntungan degas pesaingnya, memperkirakan kemampuan perusahaan dalam pelunasan utang utangnya saat jatuh tempo.
Manfaat akuntansi (hal yang relevan) dalam suatu pekerjaan adalah sebagai
·         manajemen umum membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi untuk pengambilan keputusan bijak bagi perusahaannya.
·         Pemasaran membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi untuk memahami strategi yang menentukan keberhasilan tenaga penjualan dan melakukan kuantifikasi terhadap biaya dan keuntungan.
·         Akuntan public melibatkan pengauditan untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan dan menyaktakan opini mengenai kewajaran penyajian suatu laporan keuangan.
·         Perpajakan (otoritas perpajakkan, akuntan pajak) melakukan perencanaan pajak perusahaan dan pemberian saran perpajakkan, membuat surat setoran pajak, dan mewakili klien ketika bertemu pegawai di kantor pajak.
·         Konsultasi manajemen melakukan pembuatan system akuntansi dasar untuk membantu perushaan dalam mengambil keputusan.
·         Keuangan (banker, penganalisis investasi, pialang saham) membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk nmemeriksa dan menganalisis laporan laporan keuangan.
·         Real estat (makelar/ penjual properti) membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk memahami angka angka terkait dan masalah berupa apakah pembeli dapat melakukan pembayaran ke bank?, apakah arus kas suatu property industry dapat di benarkan harga pembeliannya?, dan apakah manfaat pajak bagi pembeli?.
·         Kelompok lain yang menggunakan informasi akuntansi adalah badan badan pembuat peraturan, pelanggan, serikat pekerja, dan perencana perekonomian.
·         Akuntan swasta meliputi akuntan umum (mencatat transaksi setiap hari dan membuat laporan keuangan/ informasi lain yang berkaitan), akuntan biaya (menentukan biaya dalam memproduksi suatu produk tertentu), penganggaran (menguantifikasi sasaran pendapatan, harga pokok penjualan, dan beban operasi), system informasi akuntansi (merancang system pemrosesan data secara manual atau komputerisasi), audit internal (meninjau operasi perusahaan agar sesuai degas kebijakkan manajemen dan mengevaluasi efisiensi operasi).
·         Akuntan nirlaba membutuhkan pelaporan dan pengendalian keuangan yang baik agar dapat menyinambungkan dukungan yang akan diberi.

3.      Akuntansi dalam Islam
Akuntansi secara harafiah yaitu berasal dari bahasa inggris (accounting) artinya laporan. Jadi ilmu akuntansi adalah ilmu yang mempelajari tentang laporan keuangan. Akuntansi adalah suatu system informasi yang mengidentifikasi (memilih aktivitas ekonomi yang relevan bagi organisasi tertentu), mencatat (pembuatan jurnal peristiwa secara sistematis dan kronologis), dan mengomunikasikan (menyampaikan keadaan keuangan perusahaan tersebut berupa laporan laporan keuangan akuntansi yang berstandarisasi) peristiwa ekonomi (pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi langsung pada kas) dari suatu organisasi kepada pengguna yang berkepentingan.
Transaksi adalah peristiwa ekonomi dari suatu perusahaan yang catat dalam sebuah pembukuan. Transaksi akuntansi meliputi transaksi eksternal (terjadi antara perusahaan dan pihak pihak di luar perusahaan) dan transaksi internal (terjadi hanya didalam perusahaan tersebut).
Asal Mula Akuntansi; Akuntansi merupakan hasil karya Luca Pacioli (ahli matematika italia pada jaman Renaisans). Dalam bukunya berjudul Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioneet Proportionalite;  tahun 1494, berisi tentang system yang dapat  digunakan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi telah dicatat secara efisien dan akurat.
Salah seorang penulis Barat mengungkapkan bahwa dengan runtuhnya Uni Soviet bersama ideologi Leninisme Komunisme, ideologi yang tinggal hanya kapitalisme dan Islam memiliki tingkat compatibility yang sangat dekat dengan islam. Di dalam buku Akuntansi Pengawasan dan Manajemen Dalam Perspektif Islam (Harahap, 1992), disimpulkan bahwa berdasarkan berbegai penelitian yang dilakukan di Barat, ternyata konsepsi Islam yang diturunkan kepada manusia oleh Allah SWT. Melalui Rasulullah Saw, ternyata merupakan suatu sistem way of life yang utuh, sesuai dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan serta fenomena alam yang ada. Kenyataan ini dapat dilihat dari berbagai sudut dan disiplin ilmu seperti ilmu alam, astrologi, sosiologi, medical, psikologi, ekonomi, dan juga akuntansi. Dalam bab ini akan di bahas bagaimana konsep Islam pada akuntansi.
Penelitian dan penulisan yang mengkaji akuntansi dalam Islam sudah mulai merebuk, baik di Barat maupun ditanah air sendiri. Literatur yang membahas topik ini di tanah air dapat dilihat dalam buku Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam perspektif Islam (Harahap, 1992), Akuntansi Islam (Harahap, 1999), Organisasi dan Akuntansi Syariah (Triwiyono, 2000) dan sebagainya. Pembahasan Akuntansi dalam Islam ini tidak mengada-ada dan tidak bersifat  apologia, tetapi benar-benar dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan sumber referensinya yang sah. Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat melalui pedoman suci umat islam, Alquran dan sebagai berikut:
Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 282 merupakan ayat terpanjang dalam Alquran adalah sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah seorang penulis diantara kamu menuiskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau lemah keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah wakilnya mengimlakkan dengan jujur dan persaksianlah dengan dua orang saksi dari orang laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-laki maka bolehlah seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridhoi, supaya jika seorang lupa seorang lagi mengingatkannya.Janganlah saksi itu enggan memberi keterangan apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu jemu menuliskan uang itu, baik kecil maupun besar sampai waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguan. ( Tulislah muamalahmu itu) kecuali jika muamalahmu itu perdagangan tuani yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan persaksikanlah kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian itu maka sesungguhnya hal itu adalah kefaksian pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah mengajarmu dan Allah maha mengetahui segala sesuatu”.
Kemudian, dalam catatan kakinya, “muamalah” diartikan seperti kegiatan berjual beli, berutang piutang, sewa menyewa, dan sebagainya. Berutang piutang tentu mempunyai pengertian yang luas dalam bisnis. Pendirian perusahaan oleh pemilik modal menyangkut utang piutang ( atau agency relationship). Hubungan transaksi dagang maupun bentuk bisnis lainnya selalu mempunyai konteks utang piutang, pinjam kepada lembaga keuangan mempunyai hubungan utang-piutang. Oleh karena itu, setiap lembaga perusahaan sarat dengan kegiatan muamalah sebagaimana dimaksudkan ayat 282 tadi. Dengan demikian,dapat di pastikan bahwa pemeliharaan akutansi wajib hukum nya dalam suatu perusahaan bahkan juga pribadi.
Dalam islam selalu ditekankan janagan melakukan kecurangan dan menimbulkan kecurangan dan menimbulkan kerugian kepada pihak lain. Ketentuan ini harus di tegakkan dengan cara apapun. Harus ada sistem yang dapat menjaga agar semua hak-hak stakeholders termasuk sosil dan pemerintah di jaga dan jangan sampai ada yang di rugikan dalam kontrak kerja sama apakah dalam bidang jual beli, mudharabah, atau musyarakah.
Sejak munculnya peradaban islam sejak Nabi Muhammad SAW, telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanannya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian, keterbukaan, keadilan antara dua pihak yang mempunyai hubungan muamalah tadi. Dengan perkatan lain, dapat kita sebutkan bahwa islam mengharuskan pencatatan untuk tujuan keadilan dan kebenaran.sementara itu, pencatatan untuk tuuan lain  seperti data untuk penganbilan keputusan tidak di haruskan. Akan tetapi, menurut Buya Hamka justru karena sesuai syara’, mungkin ketidak wajiban ini disebabkan hal ini sudah merupakan urusan yang sifatnya tidak perlu diatur oleh suatu kitab suci. Dan mengenai hal ini Rasullah mengatakan,”kamu lebih tau urusan duniamu.” Urusan dunia (dalam tanda kutip) yang di serahkan bulat-bulat kepada manusia merupakan bukti kebebasan berpikir sekaligus membuktikan “kedinamisan” islam, dan menjaga agar Alquran tetap up to date dan tidak pernah ketinggalan karena perubahan dan kemajuan cara berpikir. Tekanan islam dalam kewajiban melakukan pencatatan sebagai berikut :
1.      Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah) yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan perseolan selanjutnya.
2.      Menjaga agar tidak terjadi manipulasi atau penipuan, baik dalam transaksi maupun hasil dari transksi itu (laba). Bagaimana menurut akuntansi ? Dalam akuntansi tujuan pencatatan adalah :
§  Pertanggung jawaban (accountability) atau sebagai bukti transaksi
§  Penentuan  pendapatan (income determination)
§  Imformasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Akuntansi juga merupakan upaya untuk menjaga terciptanya keadilan dalam masyarakat karena akuntansi memelihara catatan sebagai accountability dan menjamin akurasinya. Pentingnya kedilan ini dapat dilihat dari Alquran surat Al-Hadid ayat 24 sebagai berikut.
“Sesungguhnya kami telah memutuskan rasul-rasul kami dengan membawa bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.
Dalam alquran surat Al-syura’ ayat 182-183 berbunyi sebagai berikut:
“sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-hak nya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Pengunaan sistem akuntansi jelas merupakan manifestasi dari pelaksanaan perintah itu karena sistem akuntansi dapat menjaga agar aset yan dikelola terjaga accontability –nya sehingga tidak ada yang dirugikan ,jujur,adil, dank kepada yang berhak akan diberikan seseuai haknya. Upaya untuk mencapai keadilan, baik dalam pelaksanaan utang-piutang maupun dalam hubungan kerja sama sebagai pihak seperti  dalam persekutuan. Musyarakah, mudarabah memerlukan sarana pencatatan yang menjaga agar satusama lain tidak dirugikan sebagai mana spirit ayat diatas.
4.      Beberapa Pemikiran Teori dan Konsep Akuntansi Islam
Gambling dan Karim (Harahap, 1992) menarik hipotetis karena islam memiliki syariah yang dipatuhi semua umatnya, wajarlah bahwa masyarakatnya memiliki lembaga keuangan dan akuntansinya yang di serahkan melalui pembuktian sendiri sesuai landasan agama. Mereka merumuskan tiga model antara lain Colonial Model yang menyebutkan jika masyarakatnya islam, mestinya pemerintahnya akan menerapkan syariat islam dan mestinya teori akuntansinya pun akan bersifat teori akuntan islam. Mereka juga menekankan bahwa sesuai sifatnya, mestinya islam harus memiliki akuntansi karena pentingnya penekanan pada aspek sosial dan perlunya penerapan sistem zakat dan baitul mal.
Akuntansi islam merupakan konsep, sistem, dan teknik akuntansi yang membantu suatu lembaga atau organisasi untuk menjaga agar tujuan, fungsi dan operasionalnya berjalan sesuai dengan ketentuan syariah, dapat menjaga hal-hal stakeholders yang ada di dalamnya, dan mendorong menjadi lembaga yang dapat mencapai kesejahteraan hakiki dunia dan akhirat.
DR.Scott (Harahap,1993,1995) adalah seorang penulis yang banyak memperhatikan masalah etika dan moral dalam melahirkan teori akuntansi. Ia selalu menggunakan kriteria keadilan dan kebenaran dalam merumuskan setiap teori akuntansi, model ini disebut Ethical Theory of Accounting. Menurut beliau dalam penyajian laporan keuangan, akuntan harus memerhatikan semua pihak dalam memperlakukannya secara adil dan benar. Dan memberikan data yang akurat jangan menimbulkan salah tafsir dan jangan pula bias.
Dalam buku yang sama Harahap (1991) mengemukakan bahwa akuntansi islam itu pasti ada. Ia menggunakan metode perbandingan antara konsep syariat islam yang relevan dengan akuntansi dengan konsep dan ciri akuntansi kontemporer (dalam nuansa komprehensif) itu sendiri, sehingga ia menimbulkan bahwa nilai-nilai islam ada dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalat islam. Menurutnya keduanya mengacu pada kebenaran kendatipun kadar kualitas dan dimensi dan bobot pertanggung jawabnya bisa berbeda. Dan juga penekanan pada aspek tanggung jawab dan aspek pengambilan keputusan berbeda .
Shari Hamid, Russel Caring, dan Frank Clarke (1993) dalam artikel mereka yang berjudul religion: A Confounding Cultural Element in the International Harmonization of Acounting mengemukakan dua hal berikut.
1.      Islam sebagai agama yang memiliki aturan-aturan khusus dalam sistem ekonomi keuangan (misalnya free interenst banking system) pasti memerlukan teori akuntansi yang khusus pula yang dapat mengakomodasi ketentuan syariah itu.
2.      Kalau dalam berbagai studi di simpulkan bahwa aspek budaya yang bersifat local (national boundaries) sangat banyak mempengaruhi perkembangan akuntansi, islam  sebagai agama yang melampaui batas negara tidak boleh diabaikan. Islam dapat memdorong internasionalisasi dan harmonisasi akuntansi.
Dalam artikel tersebut di kemukakan bahwa etika dan perilaku bisnis di dasarkan pada tradisi dan filosofi barat. Ada penulis yang mengangap bahwa tradisi ini dipengaruhi etika yahudi dan kristiani, ada yang mengangap dipengaruhi oleh etika protestan, ada yang menganggap hanya tradisi Barat. Prilaku bisnis melahirkan prinsip dan teknik akuntansi. Kalau konsep dasar bisnis berbeda, mestinya prinsip dan konsep dasar akuntansinya juga berbeda. Menurut penulis banyak konsep bisnis barat yang tidak sesuai dengan syariat islam sehingga konsep dan praktik akuntansinya juga ada tidak ada sesuai dengan islam. Artinya akuntansi bedasarkan islam harus ada.
Toshikabu Hayashi (1989) dalam tesisnya yang berjudul: On Islamic Accounting membahas dan mengakui keberadaan akuntansi Islam. Dalam tulisannya yang berasal dari tesis nya mengambil S2, beliau mengisahkan akuntansi barat dan dinilainya memiliki sifat yang dibuat sendiri dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme. Sifat-sifat akuntansi barat menurut dia kehilangan arah bila dihubungkan dengan aspek etika dan sosial dan bebas nilai. Sementara itu, trennya harus bernuansa sosial sebagaimana yang dimili akuntansi islam dan diakui oleh Gambling dan Karim. Konsep akintansi yang harus dipatuhinya itu, yaitu hukum syariah yang berasal dari tuhan yang bukan ciptaan manusia. (Harahap 1997)
Menurut beliau akuntansi islam sesuai dengan kecenderungan manusia yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial. Dalam tulisannya, Hayashi menjelaskan bahwa konsep auntansi sudah ada dalam sejarah islam yang sangat berbeda dari kosep konvensional sekarang. Dia menunjukan istilah muhtasib sebagai seseorang yang diberikan kekuasaan besar dalam masyarakat untuk memastikan setiap tindakan ekonomi sesuai syariah. Ia menerjemahkan akuntansi sebagai muhasabah. Bahkan beliau menjelaskan bahwa dalam kosep islam ada pertanggung jawaban di akhirat, dimana setap orang akan mempertanggung jawabkan tindakannya dihadapan tuhan nanti.
Menurut Muhammad Akram Khan (Harahap, 1992) merumuskan sifat akuntansi islam sebagai berikut:
1.      Penentuan Laba Rugi yang Tepat
Walaupun penentuan laba rugi agak bersifat subjektif dan bergantung nilai, kehati-hatian harus dilaksanakan agar tercapai hasil yang bijaksana (dalam islam sesuai dengan syariah) dan konsisten sehingga dapat menjamin bahwa kepentingan semua pihak pemakai laporan keuangan dilindungi.
2.      Mempromosikan dan Menilai Efisiensi Kepemimpinan
System akuntansi harus mampu memberikan standar berdasarkan hukum sejarah untuk menjamin bahwa manajmen mengikuti kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik.
3.       Ketaatan kepada Hukum Syariah
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal haramnya. Factor ekonomi tidak harus menjadi alas an tunggal untuk berlanjut tidaknya suatu organisasi.
4.      Keterikatan pada Keadilan
Karena tujuan utama dalam syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan (selanjutnya mencegah) setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan dalam masyarakat.
5.      Melaporkan dengan Baik
Telah disepakati bahwa peranan perusahaan dianggap dari pandangan yang lebih luas (pada dasarnya bertanggung jawab pada masyarakat secara keseluruhan). Nilai social ekonomi dari ekonomi islam harus diikuti dan dianjurkan. Informasi akuntansi harus berada dalam posisi yang terbaik dalam melaporkan hal ini.
6.      Perubahan dalam Praktik Akuntansi
Peranan akuntansi yang demikia luas dalam kerangka islam memerlukan perubahan yang sesuai dan cepat dalam praktik akuntansi sekarang. Akuntansi harus mampu bekerja sama untuk menyususn saran-saran yang tepat untuk mengikuti perubahan ini.
    4.      Akuntansi Syariah vs Akuntansi Kapitalis
Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Menurut Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada konsep Akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu hanief yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Allah SWT.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu), dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat Islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1.      Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;
2.      Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan;
3.      Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4.      Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5.      Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengan cost (biaya);
6.      Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;
7.      Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
Sedangkan perbedaannya, menurut Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
1.      Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai atau harga untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok (kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas;
2.      Modal dalam konsep Akuntansi Konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
3.      Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber harga atau nilai;
4.      Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
5.      Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal;
6.      Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
Komponen laporan keuangan entitas Syariah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana qardh dan catatan atas laporan keuangan. Sedangkan komponen laporan keuangan konvensional tidak menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana qardh.


5.      Akuntansi Islam: state of the Art
1.      Islam dan Persepsi Masyarakat
Islam dapat dijelaskan dalam berbagai sudut pandang. Ia sebagai agama, sistem nilai, ilmu, tata cara ritual, dan sistem kehidupan (way of life). Dalam konteks ini kita akan menggunakan istilah islam sebagai tatacara kehidupan.
            Pernyataan di lapangan persepsi terhadap islam menurut pengamatan islam menurut pengamatan penulis masih banyak yang keliru, maasi melihat islam sebagai suatu unit dari budaya atau meruapakan subsistem sosial. Kami memahami kesalahan pesepsi ini karena kebanyakan pemikiran yang terpakri dalam literatur yang menilai islam sama dengan cara menilai agama samawi sebelumnya.
1.      Akuntansi
Apa kaitan ini dengan akuntansi? Jawabannya adalah pengetahuan terhadap islam ini mutlak perlu untuk melihat akuntansi dalam perspektif islam. Perlu diketahui bahwa akuntansi yang kita kenal sekarang ini diklaim berkembang dari peradaban Barat (sejak pacioli). Perkembangan akuntansi sebagai domainnya Arithmatic quality sangat ditompang oleh ilmu lain khususnya Arithmatic, Algebra, mathematics, algorithm. Ilmu ini dahulu  berkembang sebelum perkembangan bahasa ilmu yang perting ini ternyata di kembangkan oleh filosof islam yang di kenal Abu Yusof Ya’kub dan Ishaq Al-kindi ia lahir tahun 801 M. Juga Al-karki (1020) dan Alkharizm yang merupakan asal kata dari Algoritm, Algebra juga bersal dari kata arab : Al-jabr.

2.      Akuntansi sekarang dan Sejarahnya
Akuntansi yang dikenal sekarang secara historis literature yang ada menyatakan bahwa akuntansi itu lahir dari tanganseorang pendeta Italia yang bernama Lucas Pacioli. Ia, di samping sebagai pendeta adalah ahli matematika. Dalam buku yang ditulisnya yang terbit pada tahun 1494 dengan judul : Summa de arithmatica geometriaet proportionalita, memuat suatu bab mengenai double entry accounting system. Menurut penulis Barat asal mula akuntansi yang sekarang adalah dari buku Pacioli ini.
Namun, belakangan setelah dilakukan berbagai penelitian sejarah dan arkeologi ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah dikenal akuntansi. Perlu diingat bahwa matematika dan sistem angka sudah dikenal Islam sejak abad ke-9 M. Ini bererti bahwa ilmu matematika yang ditulis Pacioli pada tuhun 1491 bukan hal yang baru lagi karena sudah dikenal Islam 600 tahun sebelumnya.
Akuntansi pada masa kelahiran feodalisme di Eropa mulai berkembang dan saling menompang dengan perkembangan ekonomi kapitalis. Akuntansi melakukan kegiatan pencatatan dan pemberian informasi bagi investor atau capitalis sehngga ia dapat memilih alternative yang paling menguntungkan baginya. Dengan akuntansi investor dapat mengawasi asset perusahaannya dan dapat mengembangkan modalnya sehingga semakin besar dan meluas. Perkembangan ekonomi di Eropa menyebabkan para investor sampai menjelajah ke USA dan akhirnya belahan bumi ini menjadi daerah tumbuh suburnya ilmu akuntansi sampai sekarang.

3.      Konsep Akuntansi Islam
Akuntansi sebenarnya merupakan domain muamalah dalam kajian Islam, artinya diserahkan pada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya. Namun, karena pentingnya permasalahan ini maka Allah Swt, bahkan memberikannya tempat dalam kitab suci Alquran surat Al-Baqarah ayat 282. Penempatan ayat ini juga unik dan relevan dengan sifat akuntansi itu. Ia ditempatkan dalam surat  Sapi Betina sebagai lambing komoditi ekonomi. Ia ditempatkan dalam surat ke-2 yang dapat dianalogikan dengan double entry, ditempatkan di ayat 282 yang mengambarkan angka keseimbangan atau Neraca. Bahkan juga bisa dikaji relevansi ayat berikut dalam konteks double entry atau sifat berpasangan :
Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah (Al-Dzariyat: 49)
Dan juga surat Yasin ayat 36:
Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasang-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
Inilah beberapa kemungkinan yang kebenarannya hanya Allah yang mengetahui, Wallahu’alam bishawab.
Bahkan jika dikaji sitem jagad dan manajemen alam ini ternyata peran atau fugsi akuntansi sangat besar. Allah memiliki akuntan malaikat yang sangat canggih, yaitu Rakid dan Atid, malaikat yang menuliskan/menjurnal transaksi yang dilakukan manusia, yang menghasilkan buku/neraca yang anti akan dilaporkan kepada kita (owner ) di akhirat, dalam surat Al-infithar (28) ayat 10-12 sebai berikut:
Padahal sesungguhnya pada kamu ada malaikat yang memonitor pekerjaanmu (10). Yang mulia disisi Allah dan yang mencatat pekerjaanmu itu (11). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan (12).
Laporan ini didukung bukti (evidence) dimana satu pun tidak aka nada transaksi yang dilupakan kendatipun sebesar zarrah seperti dilihat dari surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberas zarrah pun niscahya dia akan melihatnya (7). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun dia akan melihatnya (8).
Karena akuntansi ini sifatnya urusan muamalah maka pengembangannya diserahkan pada kebijaksanaan manusia. Alquran dan sunnah hanya membekalinya dengan beberapa sistem nilai seperti landasan etika, moral, kebenaran, keadilan, kejujuran, terpercaya, bertanggung jawab, dan sebagainya.
Dalam Alquran surat Albaqarah kita lihat bahwa tekanan Islam dalam kewajiban melakukan pencatatan adalah :
1.      Menjadi bukti dilakukannya transaksi (muamalah yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan selanjutnya;
2.      Menjaga agar tidak terjadi manipulasi, atau penipuan baik dalam transaksi maupun hasil dari transaksi itu (laba).
Penekanan ini didukung lagi oleh ratusan ayat yang dapat dijadikan sumber moral akuntansi seperti kewajiban bertakwa, berlaku adil, jujur, menyatakan yang benar, memilih yang terbaik, berguna, menghindari yang haram, jangan boros, jangan merusak, dan jagan menipu. Istrumen kualitas ini sebenarnya sudah cukup sebagai landasan teoritas dari akuntansi Islam. Sementara itu, yang sifatnya teknis di serahkan sepenuhnya kepada umatnya untuk merumuskannya sesuai kebutuha.

6.      Prinsip-prinsip Akuntansi dan Nilai Islam
Akuntansi yang kita maksudkan di sini adalah Comprehensive Accounting yang hakikatnya adalah sistem informasi, penentuan laba, pencatatan transaksi yang sekaligus pertanggung jawaban (Accountability). Akuntansi memiliki perangkat atau konsepnya sendiri. Ia lahir dari kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Islam sebagaimana disinggung di muka adalah tata nilai dan memilki sifat-sifat yang harus ditegakkan seperti keadilan, kejujuran, pertanggung jawaban, dan kesejahteraan yang merupakan ketentuan Ilahi. Antara akuntansi dan tata nilai Islam memiliki simbiosis dan saling mendukung dna berkaitan erat dan mempunyai tujuan dan arah yang relative sama.

7.      Kegunaan Mempelajari Akuntansi Islam
Akuntansi Islam adalah merupakan disiplin ilmu bukan masalah keyakinan atau masalah tata cara ibadah ritual sebagaimana sering diduga banyak orang. Akuntansi islam adalah salah satu ilmu, disiplin ilmu, dan sistem akuntansi sebagaimana sistem Akuntansi Kapitalis. Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan dalam ekonomi yang semakin global ini. Hal ini misalnya didorong oleh :
1.      Munculnya kesadaran orang membayar zakat baik zakat pribadi maupun zakat perusahaan.
2.      Munculnya berbagai yayasan atau organisasi Islam yang memerlukannya.
3.      Semakin banyaknya lembaga bisnis yang menerapkan syariat Islam akan memerlukan Akuntansi Islam di tenaga yang menguasainya. Keberadaan  lembaga ini tentu membuka peluang untuk masyarakat luas bekerja sama dengan lembaga ini. Misalnya jika ada bank yang dijalankan secara syariah seperti Bank Muamalat maka bank lain atau perusahaan lain yang ingin meminjam atau ingin kerja sama, join financing, pinjaman atau sindikasi maka mau tidak mau perlu mengetahui sistem akuntansi lembaga yang ingin bekerja sama ini.
4.      Demikian juga skala Internasional, sesuai dengan pendapat Mueller, semakin banyak negara yang akan menerapkan modal akuntansi Islam ini.













KESIMPULAN
Filsafat meninjau ilmu akuntansi sebagai ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk keperluan sebuah pekerjaan dalam hal membuat laporan keuangan dan penganalisisan sebuah data transaksi. Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang memiliki matode dalam pembuatan sebuah laporan, antara lain laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas. Data dalam akuntansi merupakan data yang kongkrit dan memiliki bukti pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi sebuah laporan keuangan dalam perusahaan tersebut.
Akuntansi Islam adalah merupakan disiplin ilmu bukan masalah keyakinan atau masalah tata cara ibadah ritual sebagaimana sering diduga banyak orang. Akuntansi islam adalah salah satu ilmu, disiplin ilmu, dan sistem akuntansi sebagaimana sistem Akuntansi Kapitalis. Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan dalam ekonomi yang semakin global ini.
Ada persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional terdapat pada hal-hal sebagai berikut: Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi, Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan, Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
Sedikit penafsiran tentang makna balance dalam akuntansi yang bisa diaplikasikan dalam sebuah kehidupan. Terkadang memang sulit memahami jalan yang dikehendaki Tuhan, istiqomah dalam mempererat hubungan dengan Tuhan. Tuhan akan selalu memberrikan jalan yang terbaik untuk hambaNya yang baik. Jalan yang bengkok pung akan selalu terlihat lurus ketika mulai mengerti maksud Tuhan.
Berani Menyeimbangkan Hidup“, karena “Hidup perlu seimbang“, seimbang antara dunia dan akhirat, antara lahir dan batin, antara diri kita dan orang lain, antara manerima dan memberi dan sebagainya,   ”Tanpa keseimbangan  sama dengan Kehancuran










Tidak ada komentar:

Posting Komentar