Senin, 27 Februari 2017

Ekonomi SDM dan Ketenagakerjaan: KESEMPATAN KERJA

   BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kerja secara umum diartikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau disebut pula pekerja. Bekerja yang dimaksud disini adalah paling sedikit satu jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu Esmara (1986 :  134), kesempatan kerja dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan; semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja. Sagir (1994 : 52), memberi pengertian kesempatan kerja sebagai lapangan usaha atau kesempatan kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai partisipasi dalam pembangunan. 
B.         Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis juga akan membahas tentang :
a.       Pengertian Kesempatan Kerja
b.      Apa itu kesempatan kerja sektoral
c.       Apa-apa saja kesempatan kerja berdasarkan jabatan
d.      Apa-apa saja kesempatan kerja berdasarkan pendidikan

C. Tujuan Penulisan 
a.       Menjelaskan Pengertian Kesempatan Kerja
b.      Membahas kesempatan kerja sektoral
c.       Menjelaskan tentang kesempatan kerja berdasarkan jabatan
d.      Menjelaskan tentang kesempatan kerja berdasarkan pendidikan














BAB II
PEMBAHASAN

A.       PENGERTIAN KESEMPATAN KERJA
Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Selain itu kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja.
Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan kerja nyata mencakup lapangan pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan kerja nyata  bisa juga dilihat dari jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, yang tercermin dari jumlah penduduk usia kerja (15 tahun) ke atas yang bekerja (Sapsuha, 2009).
B.     KESEMPATAN KERJA SEKTORAL
Negara Indonesia masih tergolong sebagai negara berkembang. Dengan perolehan devisa yang termasuk dalam kategori sedang, negara kita belum bisa masuk sebagai sebuah negara maju seperti Amerika, Jerman, Australia, China ataupun Jepang. Namun dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan ketersediaan tenaga kerja yang banyak, adalah merupakan modal besar untuk mencapai cita-cita negara adi daya.
Akan tetapi, masih belum maksimalnya pengunaan potensi-potensi negara yang ada menjadikan negara ini memiliki persoalan yang rumit terutama dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Jumlah angkatan kerja yang terus bertambah tidak dibarengi dengan ketersediaan jumlah lapangan kerja yang cukup. hal ini tentu akan berdampak buruk pada stabilitas nasional.
Bagi orang yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak terhadap kesejahteraan mereka, maka kemungkinan untuk menjalani pekerjaan-pekerjaan kotor akan dilakukan demi mengisi kebutuhan pokok mereka, misalnya menjadi pencuri, perampok, penjual narkoba, pencopet, menjadi tuna susila (PSK), pengedar ganja, penipu, dan lain sebagainya.
Untuk itu, negara wajib melindungi mereka dari godaan-godaan pekerjaan hina karena terpaksa untuk melakukannya. Pemerintah bersama segenap komponen bangsa harus berupaya menggali potensi-potensi sumberdaya alam dan manusia untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya, sehingga rakyat Indonesia bisa mandiri, dan tidak tergantung dengan lapangan pekerjaan di luar negeri. 
Melihat besarnya sumber daya alam dan manusia yang Indonesia miliki, akan mampu membentuk ragam pekerjaan yang menjanjikan, tentu harus dikelola dengan maksimal. Adapun beberpa ragam pekerjaan dan usaha yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, antara lain :
1.      Sektor Industri
Sektor industri merupakan ladang usaha yang sangat menjanjikan dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang besar di seluruh negara di dunia. Industri yang ada di Indonesia mulai skala internasional (seperti pertambangan), skala nasional (misalnya produk detergen, makanan), skala lokal (contohnya perusahan air minum daerah), sampai skala kecil atau rumahan (misalnya usaha krupuk). Sukses tidaknya suatu industri tergantung dari ide kreatif yang muncul, melihat peluang dan kesempatan, ketersediaan modal, dan tentu manajemen yang bagus. Jika anda ingin membuka usaha industri kecil rumah tangga, yang pertama dilakukan adalah mencari ide-ide yang briliant.
2.      Sektor Usaha Perdagangan
Perdagangan merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling tua di muka bumi. Banyak orang yang bisa sukses dengan usaha perdagangan, baik skala besar  maupun skala kecil (pedagang klontong).  Kiat sukses dalam usaha perdagangan adalah mencari jaringan yang luas atau posisi tempat usaha dagang yang strategis.
3.      Sektor Jasa
Jika anda tidak mempunyai modal yang cukup, maka pilihan yang terbaik adalah melakukan usaha dalam sektor  jasa, misalnya jasa tukang cukur, laundry, panti pijat, dan banyak lagi. Untuk sukses dalam sektor jasa, maka kepuasan konsumen menjadi kuncinya.
4.      Sektor Pertanian
Sektor pertanian mencakup hal yang sangat luas, termasuk juga perkebunan dan peternakan. Sektor pertanian ini merupakan sektor primer dalam perekonomian, karena termasuk kebutuhan pokok. Bayangkan jika di dunia ini ketersediaan makanan sangat terbatas, maka sepiring nasi haranya bisa setara dengan sebongkah emas. Namun, sektor pertanian di Indonesia masih terlihat suram, karena penjualan hasil pertanian tersebut sering berfluktuasi. Hal inilah yang menyebabkan banyak generasi muda tidak mau menggeluti sektor ini (selain juga karena gengsi). Namun, jika anda pintar mengelola pertanian, maka hasil dari sektor pertanian mampu mengalahkan gaji PNS.


5.      Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata mulai berkembang di negara Indonesia. Banyak daerah yang memiliki keindahan alam dan keunikan budaya memasarkan daerahnya dengan agresifnya. Sektor pariwisata ternyata mampu memunculkan berbagai ragam pekerjaan yang bagus, seperti tour guide, sopir, jasa penginapan, restaurant, jasa spa, hiburan, dan banyak lagi.
C.  KESEMPATAN KERJA BERDASARKAN JENIS JABATAN
1.   General Manager
General manager atau manajer generik dalam bahasa Indonesia ialah jabatan teknis nan dimiliki seorang pemimpin operasional perusahaan. Manajer generik dalam struktur perusahaan sering disebut sebagai pemimpin perusahaan sebab memang dialah nan memimpim jalannya perusahaan walaupun sebenarnya dia masih termasuk level pekerja sebab ia bekerja atau dipekerjakan oleh pemilik perusahaan atau dewan direksi.
Manajer generik mengepalai para manajer fungsional nan bertugas di bidang atau unit kerja masing-masing. Pada perusahaan nan tak terlalu besar, biasanya hanya ada satu manajer umum. Namun pada perusahaan raksasa dibutuhkan beberapa manajer generik nan mengepalai setiap bidang nan berbeda-beda. Manager generik bertanggung jawab buat menjamin kelancaran kinerja perusahaan dan berwenang membuat keputusan-keputusan strategis.
2.   Manager
Manager/manajer ialah pimpinan dari satu unit pekerjaan atau bagian dalam perusahaan. Oleh sebab itu manajer sering juga disebut sebagai kepala bagian atau pimpinan/kepala unit. Sebagai pimpinan dari satu bidang atau unit perusahaan dia bertanggung jawab penuh pada bagian nan dipimpinnya.
Misalnya, manajer produksi bertanggung jawab penuh terhadap segala proses produksi serta orang-orang nan ada di bagian produksi. Jenis-jenis manajer sinkron bidangnya dalam perusahaan di antaranya manajer produksi, manajer marketing, manajer opersional, manajer gudang, manager keruangan, manajer/Kepala bagian HRD, dan sebagainya.
3.   Supervisor
Pada bagian perusahaan nan memerlukan banyak karyawan, misalnya bagian produksi dan marketing, seorang manajer biasanya dibantu oleh beberapa asisten manajer atau supervisor. Supervisor ini merupakan kepala regu atau unit dalam satu bagian.
Misalnya pada bagian produksi terdapat 200 karyawan nan dipimpin oleh 10 supervisor. Masing-masing supervisor membawahi 20 karyawan bagian produksi. Demikian juga pada bagian nan lainnya.
Dalam struktur perusahaan, supervisor berperan sebagai jembatan antara manajer sebagai pembuat kebijakan dan karyawan sebagai pelaksana. Dengan demikian supervisor bertugas buat menerjemahkan dan menjelaskan instruksi dari manajer kepada para karyawan.
Ia juga menjadi pemimpin para karyawan nan harus memantau kinerja karyawan dan memberikan arahan, pendidikan, teladan, serta motivasi. Setiap hari supervisor kerjanya melakukan pengawasan kepada para bawahannya agar bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta mengkoordinir pencatatan administrasi seperti lembur, perizinan dan sebagainya.



4.   Kepala Cabang
Kepala cabang ialah pimpinan unit perusahaan nan bertugas di kantor nan jauh dan terletak di luar kota atau luar area perusahaan inti/pusat. Kantor cabang biasanya dimiliki oleh perusahaan nan cukup besar.
Tugas dari kepala cabang nan ialah memimpin perusahaan spesifik di cabang/area ia berada. Kepala cabang biasanya memiliki target-target eksklusif nan harus dipenuhi berkenaan dengan posisi cabangnya.
Posisi ini juga berwenang penuh dalam membuat kebijakan kantor cabangnya. Ia juga bertanggung jawab terhadap keuangan cabang, serta berkewajiban memberikan laporan kepada direksi atau pemiliki perusahaan mengenai perkembangan cabangnya.
Jika kepala cabang mempunyai prestasi baik, apalagi dapat melebihi target, maka ia biasanya dipromosikan ke kantor pusat buat menempati jawabatan nan lebih tinggi.
5.   General Affair/Bagian Umum
General affair atau sering disebut bagian generik ialah jabatan setingkat manajer nan mengurusi hal-hal generik dalam kantor/perusahaan. Seperti penataan asset, penyediaan fasilitas dan inventaris, perawatan gedung, dan sebagainya. Bagian ini membawahi bagian-bagian lain nan berfungsi menunjang kinerja perusahaan seperti staf administrasi, front office, office boy, bagian keamanan, cleaning service, dan supir.


6.   Staf Administrasi
Fungsi primer staf administrasi ialah buat mendukung kelancaran operasional perusahaan dalam layanan administrasi perkantoran, penyediaan fasilitas, serta melaksanakan kegiatan pelayanan perusahaan.
Di antara tugas keadministrasian ialah kegiatan pengarsipan, melakukan surat menyurat dan dokumentasi kegiatan. Setiap hari, staf administrasi melakukan pencatatan dan penilaian mengenai keadministrasian perusahaan dan karyawan. Staf administrasi bertugas mengelola absensi, menyediakan alat tulis kantor, membuat surat pengajuan fasilitas, dan sebagainya.
7.   Marketing
Marketing merupakan ujung tombak perusahaan. Kinerja marketing menentukan perkembangan perusahaan. Bagian ini sinkron namanya bertugas buat menjual barang atau jasa nan diproduksi oleh perusahaan kepada masyarakat.
Marketing bertanggung jawab menciptakan dan mengelola rekanan dengan konsumen. Marketing juga memiliki sasaran penjualan nan disepakati di awal dia bekerja dengan perusahaan.
Marketing perusahaan nan menghasilkan barang bertugas menjual barang secara riil kepada konsumen, biasanya dia membawa barang tersebut kepada calon pembeli. Sementara marketing perusahaan jasa menawarkan berbagai jasa nan dapat dikerjakan oleh perusahaannya kepada klien atau calon konsumen.
Selain bagian-bagian serta fungsinya di atas, masih ada lagi fungsi lain nan bisa dibentuk di sebuah perusahaan. Misalnya sekretaris, bagian ini biasanya perorangan nan ditempatkan di bagian-bagian strategis dengan intensitas dan tanggung jawab tinggi. Sekretaris dapat menjadi staf dari seorang direktur, manajer umum, manajer, dan kepala cabang.
Masih ada bagian dari struktur perusahaan nan tak disebutkan. Selain sebab adanya disparitas istilah, fungsi di atas pun masih dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Namun satu hal nan perlu diperhatikan dalam sebuah struktur perusahaan ialah efisiensi. Setiap bagian harus menunjang efektivitas kinerja perusahaan dalam pencapaian target, bukan sebaliknya malah menjadi beban sebab setiap bagian harus mendapatkan gaji dari perusahaan.
D.  KESEMPATAN KERJA BERDASARKAN PENDIDIKAN
Jenis Pendidikan adalah pengelompokan atau pembagian pendidikan berdasarkan asal pendidikan berasal. Jenis Pendidikan dibagi menjadi 3 garis besar:
1.      Pendidikan Formal
Adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan bersifat resmi.
Ciri-ciri :
– Memiliki jenjang tertentu.
– Ijazah yang diperoleh memiliki nilai. Misal untuk melanjutkan sekolah dan melamar pekerjaan.
– Mempunyai kurikulum.
– Sistemnya terstruktur.
Contoh: TK, SD, SMP, SMA/ SMK, Perguruan Tinggi, dll.

2.      Pendidikan Nonformal
Adalah pendidikan yang berlangsung dimasyarakat.
Ciri-ciri :
–    bersifat resmi
–    ada yang tidak bersifat resmi, misal ada orang yang dengan ikhlas mengajarkan anak-anak miskin/pengemis/pemulung untuk mengajar dan membagi ilmu.
–    Bisa sebagai penunjang/membantu. Misal lembaga pendidikan, contohnya ada primagama, neutron, ugama, ganesha dll.
–    Tidak memiliki jenjang tertentu.
–    Dapat diikuti oleh segala usia
–    Mendapatkan sertifikat, misal yang mengikuti kursus computer, maka akan mendapatkan sertifikat.
–    Mendapat ijazah, misal yang mengikuti kejar paket (paket A, paket B, paket C).
3.      Pendidikan Informal
Adalah pendidikan yang diberikan oleh orangtua dan masyarakat, yang mengutamakan nilai etika, moral dan norma.
Ciri-ciri :
–    bersifat tidak resmi.
–    Biasanya berupa nasihat lisan dan perbuatan.
–    Tidak terpaku pada jenjang tertentu.
–    Tidak terpaku pada jenis pendidikan tertentu
Maka ditinjau dari Jenis Pendidikan. Klasifikasi Jenis Pekerjaan berdasarkan Jenis Pendidikan yaitu:
a.       Pekerjaan Tingkat Pendidikan Tinggi (High level education jobs) 
Pekerjaan tingkat pendidikan tinggi adalah pekerjaan yang menuntut tenaga kerja untuk mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Batas standar pendidikan adalah S1 atau D4. Pekerjaan tingkat pekerjaan tinggi memberikan penghasilan yang lebih tinggi bagi tenaga kerja karena tingkat kesulitan dan syarat yang lebih sulit. Tenaga kerja harus berkompetensi di tingkat pekerjaan yang digeluti. Pendidikan yang diperoleh harus didapatkan dari proses pendidikan.
Beberapa contoh High level education jobs yaitu:
·         Dokter 
Dokter merupakan pekerjaan yang digolongkan menjadi pekerjaan tingkat pendidikan tinggi karena harus menempuh sekolah perguruan tinggi jurusan kedokteran. Sebagai dokter memiliki tangggung jawab besar dan harus memiliki kapasitas. Maka penghasilan dari seorang dokter dapat dikatakan besar.
·         Dosen
Dosen merupakan pekerjaan sebagai guru atau tenaga pengajar di perguruan tinggi/ universitas. Dosen memiliki pendidikan sekurang-kurangnya S2 dan banyak yang bergelar professor. Pekerjaan ini menuntut orang harus cerdas dan memiliki kompetensi dibidang pengajarannya.

·         Pejabat Pemerintahan
Pejabat pemerintahan termasuk high level education jobs karena harus memiliki pendidikan formal tinggi dan menuntut skill kepemimpinan serta kepekaan terhadap social di daerahnya. Pejabat pemerintahan memiliki gaji yang besar dan tunjangan-tunjangan lainnya.  
b.         Pekerjaan Tingkat Pendidikan Menengah (Middle Level Education Jobs) 
Pekerjaan Tingkat Pendidikan Menengah adalah pekerjaan dengan syarat atau ketentuan dengan pendidikan yang menengah atau sekurang-kurangnya lulusan SMP-SMA di pendidikan formal dan memiliki keahlian khusus dari penyuluhan atau pendidikan non-formal. Pendapatan yang diperoleh bisa dikatakan standar atau dapat menutupi keperluan. Di Pekerjaan Tingkat Pendidikan Menengah ini, bisa jadi pekerjaan tidak sejalan lurus dengan bidang pendidikan.
Beberapa contoh Middle level Education jobs:
·         Pedagang
Pedagang adalah pekerjaan yaitu menjual barang dan bertindak sebagai distributor dalam proses Ekonomi. Tidak ada tuntutan pendidikan yang diperlukan dalam pekerjaan ini. Namun harus memiliki skill berdagang.
·         Pegawai Pabrik.
Pegawai pabrik adalah pekerjaan yaitu sebagai tenaga penggerak proses produksi di pabrik. Tingkat pendidikan minimal adalah lulusan SMP dan dengan pelatihan dari balai pelatihan (pendidikan non formal) gaji dari pegawai pabrik mengikuti ketentuan pemerintah yaitu UMP (Upah Minimum Pegawai)

c.       Pekerjaan tingkat Pendidikan Rendah (Low Level Education Jobs)
Pekerjaan ini tidak menuntut tingkat pendidikan formal yang tinggi karena biasanya pekerjaan ini tidak terstruktur atau tidak tergabung dalam suatu lembaga. Penghasilan dari pekerjaan ini relative rendah.
Contoh dari Low level Education Jobs yaitu:
·         Petani
Petani adalah pekerjaan yang tidak menuntut pendidikan tinggi bahkan orang dengan buta huruf dapat berprofesi sebagai petani. Namun petani harus memiliki keahlian bertanam yang ia dapatkan dari belajar dari orang terdekat atau ikut penyuluhan cocok tanam.
·         Pegawai Kebersihan
Pegawai Kebersihan tidak menuntut tingkat pendidikan formal yang tinggi karena hanya bertugas untuk menjaga kebersihan. Pekerjaan yang relative rendah dan mudah.
·         Pengumpul barang Bekas
Pengumpul barang bekas adalah pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan formal tinggi namun juga menguntungkan jika pengelolaan nya baik. Dan pekerjaan lainnya seperti kuli bangunan, pekerja rumah tangga,dll.




BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Kerja secara umum diartikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja atau disebut pula pekerja. Bekerja yang dimaksud disini adalah paling sedikit satu jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu Esmara (1986 :  134), kesempatan kerja dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan; semakin banyak orang yang bekerja semakin luas kesempatan kerja.
Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan kerja nyata mencakup lapangan pekerjaan yang masih lowong. Kesempatan kerja nyata  bisa juga dilihat dari jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, yang tercermin dari jumlah penduduk usia kerja (15 tahun) ke atas yang bekerja (Sapsuha, 2009).
B.                 Saran 
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.





DAFTAR PUSTAKA


Cammings, Williams. Studi Pendidikan dan Tenaga Kerja pada Beberapa Industri Besar di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian BP3K.
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 16.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar